NewsRoom.id – Pengamat politik dan kebijakan publik dari Pusat Kajian Politik dan Kebijakan Publik (PKPK) Saiful, Sabtu (10/8/2024) menilai Ketua Umum Perkumpulan Bank Benih dan Teknologi Pertanian Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas langsung menjadi pemerhati pertanian senyap usai mendapat proyek senilai lebih dari Rp5 miliar dari Kementerian Pertanian pada 2022.
“Kontrak proyek senilai miliaran rupiah tersebut untuk pemetaan komoditas hortikultura dengan Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian,” kata Saiful. Pada tahun 2023, Andreas kembali berhasil menandatangani kontrak proyek Pengembangan Lahan Pertanian Produktif Swakelola dengan Direktorat Perlindungan dan Penyediaan Lahan, Kementerian Pertanian.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Sebelumnya, pada tahun 2017, Andreas yang menjabat sebagai Ketua AB2TI pernah menjalin kerjasama proyek dengan BB Padi Kementan dalam rangka peningkatan varietas padi dan produksi benih padi.
Namun, Kepala Bidang Kerjasama dan Pemanfaatan Hasil Penelitian BB Padi Kementan, Suprihanto mengungkapkan bahwa kerja sama tersebut akhirnya dihentikan karena tidak sesuai dengan tujuannya, yakni untuk melepas varietas padi AB2TI yang spesifik lokasi, berdaya hasil tinggi, dan layak diusulkan untuk dilepas sebagai varietas unggul nasional. Kegiatan tersebut direncanakan berlangsung selama tiga tahun hingga 2019.
Pembatalan kerja sama dengan AB2TI disebabkan mereka mengabaikan beberapa tahapan rilis varietas.
Pembatalan tersebut berdasarkan hasil evaluasi akhir tahun 2017 yang menunjukkan bahwa AB2TI tidak memahami prosedur dan aturan baku pelepasan varietas. Ditemukan beberapa hal yang melanggar prosedur baku.
Saiful mengatakan, dengan mengungkap berbagai dokumen terkait sepak terjangnya di sektor pertanian, model kritik yang dilontarkan Andreas merupakan motif seorang pencari kerja yang berlindung di balik kata-kata ilmiah.
“Ini motif lama, bagaimana mengkritik dengan tujuan mendapatkan proyek. Menggunakan keahlian untuk meraup untung,” kata Saiful.
Saiful belum mau berkomentar banyak terkait motif di balik tudingan Andreas.
Namun, katanya, dalam menggarap sebuah proyek, siapa pun orangnya, salah satu trik yang umum dilakukan adalah mengkritik untuk mendapatkan perhatian. “Ya, itu lumrah bagi mereka yang mengerjakan proyek besar di lembaga pemerintah.
“Dengan banyaknya keterlibatan Andreas dalam berbagai proyek di Kementerian Pertanian, hal ini secara langsung menjadi tolok ukur kinerja Andreas yang setelah dievaluasi ternyata tidak memberikan kontribusi apa-apa, bahkan sempat terhenti,” pungkasnya.
NewsRoom.id









