OLEH : SUGIYANTO
TRAGIS! Anies Rasyid Baswedan gagal maju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2024. Dengan kegagalan ini, berakhirlah kisah pertarungan politik sengit yang melibatkan Anies Baswedan.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Nama besar Anies yang populer rupanya belum cukup menarik minat partai politik (parpol) untuk mengusungnya. Elektabilitas Anies yang selalu tinggi juga tak mampu membuat partai politik bergeming.
Ini menjadi bukti bahwa dalam politik, popularitas dan elektabilitas tidak selalu berbanding lurus dengan dukungan partai politik.
Ada lagi cerita soal Anies yang dikabarkan menolak tawaran PDIP untuk maju di Pilkada Jawa Barat. Namun, bukan itu yang menjadi inti. Anies tampaknya lebih tertarik pada Pilkada Jakarta, mungkin karena kedekatannya dengan Istana, yang bisa jadi batu loncatan untuk Pilpres 2029.
Kegagalan Anies maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2024 mengingatkan kita pada Pilkada 2017. Saat itu, Partai Gerindra di bawah pimpinan Ketua Umum Prabowo Subianto menjadi pendukung utama Anies.
Dengan hati yang tulus dan jujur, Prabowo memberikan Anies tiket untuk maju dalam pemilihan gubernur Jakarta. Tak hanya memberi dukungan, Prabowo dan Gerindra juga berjuang mati-matian untuk memenangkan Anies.
Perjuangan dan pengorbanan Prabowo dan Gerindra akhirnya membuahkan hasil dengan kemenangan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017-2022. Sebuah prestasi politik yang sempurna, baik di tingkat daerah maupun nasional.
Berbekal pengalamannya sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies kemudian ikut serta dalam kontestasi Pilpres Februari 2024. Tak disangka, pesaing utamanya adalah sosok yang sempat melambungkan namanya, Prabowo.
Pertarungan dalam pemilihan presiden memang tak terelakkan. Dalam debat capres, Anies beberapa kali melancarkan serangan terhadap Prabowo.
Salah satu serangan Prabowo yang fenomenal dan mengejutkan adalah saat Anies memberikan penilaian terhadap kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan (Menhan), dengan nilai hanya 11 dari 100, atau hanya 1,1.
Serangan ini mengejutkan Prabowo, dan publik pun heran dengan sikap Anies yang dinilai sangat tajam dan tak terduga.
Pertanyaan ini pun muncul di benak banyak orang: mengapa Anies tega berbuat sekejam itu kepada Prabowo, seseorang yang telah berjasa besar dalam karier politiknya?
Rupanya, alam semesta telah mencatat semua kejadian ini. Kegagalan Anies maju dalam pemilihan gubernur Jakarta dengan dukungan partai politik dapat menjadi pelajaran berharga.
Dalam konteks ini, alam seolah ingin menyampaikan pesan agar kebaikan Prabowo di Pilkada 2017 jangan sampai diulangi oleh pihak mana pun kepada Anies di Pilkada 2024.
Hal ini merupakan cerminan betapa berharganya kemurahan hati Prabowo, yang mungkin tidak terulang dalam sejarah politik Anies.
Segala peristiwa politik di Pilkada 2024, mulai dari dukungan awal parpol hingga kegagalan Anies, bisa dijadikan refleksi mendalam bagi Anies tentang kebaikan hati Prabowo saat Pilkada 2017.
Penulis adalah Ketua Koalisi Rakyat Pemerhati Jakarta Baru (Katar)
NewsRoom.id