NewsRoom.id -Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menegaskan hubungannya dengan Presiden Joko Widodo tidak bermasalah. Namun, ia dengan tegas menepis wacana masa jabatan presiden tiga periode yang berkembang di masyarakat.
“Saya dan presiden baik-baik saja. Memangnya kenapa? Hanya karena disuruh, karena tidak mau saat diminta tiga periode? Atau karena saya bilang tidak mau memperpanjang? Hei, saya tahu hukumnya,” kata Megawati saat serah terima duplikasi pusaka, di Balai Samudra, Ancol, Senin (5/8).
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Megawati juga mengatakan, dirinya kemudian menanyakan langsung kepada para ahli hukum tata negara perihal masa jabatan presiden tiga periode, apakah diperbolehkan secara konstitusional atau tidak.
“Ahli hukum mana yang angkat tangan. Itu ranah ketatanegaraan. Ya, saya tidak berhak mengatakan boleh atau tidak. Itu kan harus Majelis Permusyawaratan Rakyat. Kenapa? Waktu nama presiden seumur hidup diganti di era reformasi. Itu Ketetapan MPR,” tegasnya.
“Saya tanya Pakar Hukum Tata Negara, apakah MPR yang sekarang disamakan dengan TAP masih berlaku? Ada. Ada yang mau membantah? Pakar Hukum Tata Negara? Ada, silakan,” imbuhnya.
Megawati juga menegaskan bahwa dirinya hanya bicara kebenaran. Ia tidak ingin Republik ini rusak.
“Dan kerusakan itu dilakukan oleh kalian sendiri, rakyat Indonesia yang sudah tidak merasa perlu untuk bekerja sama, tidak merasa perlu untuk menjadi keluarga, tidak ada lagi yang namanya Bhinneka Tunggal Ika. Jadi mau jadi apa? Elite saja. Wah, kalau disebut elite, itu luar biasa,” kata Megawati.
NewsRoom.id









