NewsRoom.id – Media digital atau media sosial dapat memberikan keuntungan yang optimal apabila penggunanya memiliki kompetensi keamanan digital dan memahami bahaya yang mengancam. Bahkan, melalui media digital, berpotensi menghasilkan uang.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Platform daring (media sosial) memungkinkan penggunanya untuk berbagi, berinteraksi, bahkan mendapatkan keuntungan,” kata Staf Ahli Wali Kota Dumai Bidang Hukum dan Politik Hermanto saat menjadi narasumber dalam diskusi literasi digital di Taman Bukit Gelanggang, Kota Dumai, Provinsi Riau, Minggu (11/8) pagi.
Diskusi luring bertajuk “Hobi Jadi Penghasilan Lewat Media Digital” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Persatuan Senam Daerah (PSKD) Kota Dumai dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang literasi digital, sekaligus menghasilkan uang lewat media digital.
Hermanto mengatakan, memahami seluk-beluk keamanan privasi media sosial dan ancamannya dapat membantu meningkatkan produktivitas. Menjaga keamanan privasi di media sosial penting dilakukan karena saat ini banyak terjadi penyalahgunaan identitas dan informasi pribadi yang berdampak buruk.
“Bahaya yang mengintai di media sosial antara lain phishing (penipuan), pencurian identitas, dan pengumpulan data pengguna oleh pihak ketiga untuk tujuan komersial tanpa izin (data mining),” jelas Hermanto dalam diskusi yang dimoderatori Popi Guswandi.
Data dan informasi pribadi seperti alamat rumah, lanjut Hermanto, dapat digunakan untuk melacak dan merugikan Anda dan keluarga. “Jangan sekali-kali mengunggah foto yang disertai informasi lokasi yang dapat diidentifikasi, hindari penggunaan fitur “check-in” di media sosial yang menunjukkan lokasi terkini, dan atur pengaturan privasi agar hanya teman dekat yang dapat melihat informasi pribadi,” katanya.
Diskusi dengan format talkshow untuk segmen komunitas ini juga dihadiri oleh sejumlah kelompok masyarakat di Kota Dumai. Di antaranya, Komunitas Karang Taruna Kota Dumai, Komunitas Karang Taruna Kota Dumai, Komunitas KNPI Dumai, Komunitas Sanggar Q Lawan Gading Dumai, Komunitas Persatuan Senam Kota Dumai, serta masyarakat Kota Dumai dan sekitarnya.
Dari sudut pandang berbeda, seniman Megi Irawan menambahkan, para kreator konten, influencer, food vlogger, hingga pelancong kini memanfaatkan media sosial seperti Instagram untuk meraup untung. Media sosial kini telah menjadi rumah kedua bagi masyarakat di dunia maya.
“Pengguna Instagram di dunia saat ini sudah mencapai 1,32 miliar. Indonesia menjadi pengguna Instagram terbesar ke-4 di dunia, yakni 89,15 juta, dan terbesar ke-2 untuk pengguna TikTok (113 juta),” terang Megi Irawan dalam diskusi “chip in” di acara “Warna-warni Siraman Kemerdekaan”, rangkaian peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan Indonesia.
Sementara itu, Ketua Relawan TIK Riau, Wahyu Ari Sandi, meminta para pengguna digital agar bijak dalam berinteraksi dan mengendalikan jari saat bermain media sosial. Etika digital perlu diterapkan saat berada di dunia maya.
“Pahami aturan dasar, ketentuan yang berlaku, dan etika berinternet agar tidak terlibat dalam berita bohong, bullying, perjudian, dan pornografi. Ingat, berinteraksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi di ruang digital sesuai etika digital dan ketentuan yang berlaku,” pungkas Wahyu Ari Sandi.
Sebagai informasi, diskusi luring seperti yang digelar di Kota Dumai, Provinsi Riau, merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai upaya percepatan transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Sejak diluncurkan pada tahun 2017, hingga akhir tahun 2023, program ini tercatat telah diikuti oleh 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan angka literasi digital sebanyak 50 juta penduduk Indonesia pada akhir tahun 2024.
Keterampilan digital penting, sebab – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada tahun 2024 akan mencapai 221,5 juta orang dari total populasi sebanyak 278,7 juta orang.
Survei APJII juga menyebutkan, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 akan mencapai 79,5 persen. Terjadi peningkatan sebesar 1,4 persen dibandingkan periode sebelumnya. Pada 2018, penetrasi internet Indonesia tercatat sebesar 64,8 persen. Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023.
NewsRoom.id









