DPR Minta Pendidikan Karakter Ditingkatkan untuk Atasi Kasus Bullying

- Redaksi

Senin, 16 September 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id – Maraknya kasus bullying di kalangan anak sekolah akhir-akhir ini menjadi perhatian tersendiri bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Komisi X DPR menilai salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi tindakan bullying di sekolah adalah memperbanyak program ekstrakurikuler di sekolah sebagai bagian dari pendidikan karakter.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

“Saya tentu miris mendengar banyaknya kasus bullying di lingkungan sekolah. Saya heran, kenapa anak-anak di usia segitu masih berani dan tega melakukan tindakan yang kejam seperti itu,” kata Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf dalam keterangan yang diterima redaksi, Minggu (15/9).

“Jawabannya mungkin karena minimnya kegiatan enerjik di sekolah, sehingga berdampak pada minimnya pendidikan karakter pada anak,” lanjutnya.

Seperti diketahui, kasus perundungan anak yang saat ini tengah menyita perhatian publik adalah kasus perundungan yang dialami oleh seorang siswa SMK Negeri 1 Gorontalo berinisial AR (14). Ia diduga diperas dan dipaksa minum minuman keras oleh beberapa siswa lain di lingkungan sekolah.

Beberapa waktu lalu, kasus bullying juga terjadi di SMP 3 Sungguminasa Gowa, Sulawesi di mana seorang siswa dianiaya oleh temannya sendiri hingga pingsan. Video bullying disertai kekerasan tersebut menjadi viral di media sosial.

Sebelumnya, insiden tragis yang melibatkan anak sekolah juga terjadi di Palembang, Sumatera Selatan. Seorang siswi berinisial AA (13) menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh 4 orang temannya sendiri. Para pelaku semuanya masih di bawah umur.

Dede Yusuf juga menegaskan bahwa pendidikan karakter sangat diperlukan untuk menekan kasus bullying dan kriminalitas di kalangan anak usia sekolah. Salah satu cara untuk mendapatkan pendidikan karakter adalah melalui kelas ekstrakurikuler yang dulunya merupakan program wajib di sekolah.

“Kegiatan ekstrakurikuler itu bukan pembelajaran akademis, tapi pembelajaran karakter. Nah, itu yang banyak orang tidak paham. Pemerintah kita masih fokus pada pendidikan akademis saja,” kata Dede.

Menurut Ketua Komisi Pendidikan DPR, pendidikan karakter sangat penting untuk dimiliki anak-anak. Dede juga mengatakan bahwa pendidikan karakter harus ditanamkan sedini mungkin, yang bisa diperoleh melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

“Kegiatan ekstrakurikuler tetap harus digalakkan, karena jika tidak, energi anak akan tersalurkan pada hal-hal yang tidak pantas. Ketika kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan remaja kurang diperhatikan, pelarian anak-anak ini adalah nongkrong, minum minuman keras atau melakukan hal-hal yang tidak terpuji,” terangnya.

“Padahal kalau kita lihat generasi sebelumnya, kegiatan ekstrakurikulernya banyak banget, bahkan sampai sore. Jadi tidak membuat energi anak habis hanya untuk main game online atau hal-hal negatif,” lanjut Dede.

Saat ini kegiatan ekstrakurikuler di sekolah hanya bersifat opsional sehingga kurang mendapat perhatian. Selain itu, menurut Dede, sekolah tidak mendapat dukungan dana dari pemerintah sehingga kegiatan ekstrakurikuler di sekolah hanya formalitas dan hasilnya kurang efektif.

“Saat ini kegiatan ekstrakurikuler masih ada di sekolah, tetapi sifatnya opsional. Kalau tidak wajib, tidak banyak anak yang mau ikut,” katanya.

Oleh karena itu, Dede mendorong Pemerintah untuk memberikan dukungan dana bagi program ekstrakurikuler di sekolah. Terutama untuk sekolah negeri yang siswanya banyak berasal dari kalangan menengah ke bawah. Sebab, biasanya siswa dari kalangan menengah ke atas lebih memiliki akses terhadap kegiatan ekstrakurikuler mandiri di luar sekolah melalui kursus.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Satelit Mengungkap “Perangkap Besar” Kuno yang Tersembunyi di Andes Chili
Pil Glow-in-the-Gut Bisa Menjadikan Kolonoskopi Opsional
Laskar Cinta Jokowi Akan Laporkan Ketua Dewan Komisioner KIP Rospita Vici Paulyn ke Bareskrim
Cara Membangun Agen Belanja AI Untuk Belanja Liburan Anda
Melampaui Ibuprofen: Ilmuwan Menemukan Cara Menghentikan Rasa Sakit Tanpa Menghentikan Penyembuhan
Anggapan 180 Tahun Tentang Cahaya Terbukti Salah
Anggota Komisi V DPR Ungkap Banyak Proyek Bendungan Era Jokowi Tak Bisa Terpakai, APBN Kita Habis
Way Kanan Teacher Summit 2025” dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kapasitas kompetensi guru dan mendorong peningkatan IPM

Berita Terkait

Rabu, 19 November 2025 - 22:12 WIB

Satelit Mengungkap “Perangkap Besar” Kuno yang Tersembunyi di Andes Chili

Rabu, 19 November 2025 - 21:41 WIB

Pil Glow-in-the-Gut Bisa Menjadikan Kolonoskopi Opsional

Rabu, 19 November 2025 - 20:39 WIB

Laskar Cinta Jokowi Akan Laporkan Ketua Dewan Komisioner KIP Rospita Vici Paulyn ke Bareskrim

Rabu, 19 November 2025 - 18:35 WIB

Cara Membangun Agen Belanja AI Untuk Belanja Liburan Anda

Rabu, 19 November 2025 - 18:03 WIB

Melampaui Ibuprofen: Ilmuwan Menemukan Cara Menghentikan Rasa Sakit Tanpa Menghentikan Penyembuhan

Rabu, 19 November 2025 - 16:30 WIB

Anggota Komisi V DPR Ungkap Banyak Proyek Bendungan Era Jokowi Tak Bisa Terpakai, APBN Kita Habis

Rabu, 19 November 2025 - 14:56 WIB

Way Kanan Teacher Summit 2025” dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kapasitas kompetensi guru dan mendorong peningkatan IPM

Rabu, 19 November 2025 - 14:25 WIB

Loyalitas Hanna Andersson Capai 1 Juta Anggota, Didorong Kolaborasi American Girl

Berita Terbaru

Headline

Pil Glow-in-the-Gut Bisa Menjadikan Kolonoskopi Opsional

Rabu, 19 Nov 2025 - 21:41 WIB

Headline

Cara Membangun Agen Belanja AI Untuk Belanja Liburan Anda

Rabu, 19 Nov 2025 - 18:35 WIB