NewsRoom.id – Mantan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab memberi pesan kepada presiden terpilih Prabowo Subianto karena menurutnya akan ada beban besar pasca pelantikan presiden.
Diketahui, Prabowo Subianto akan dilantik sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2024 mendatang. Terkait hal itu, Habib Rizieq mengingatkan hal-hal yang harus segera dilakukan pasca pelantikan.
Habib Rizieq dikenal sebagai tokoh Islam yang kerap menyuarakan kritik pedas terhadap pemerintah.
Habib Rizieq juga dikenal sebagai salah satu ulama pendukung Prabowo Subianto pada pemilihan presiden 2019.
Namun pada Pilpres 2024, dukungan Habib Rizieq tidak sama dengan pilihannya pada 2019.
Dalam khotbah di Masjid Al Ishlah, Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Habib Rizieq memberikan pesan kepada Prabowo Subianto yang akan segera dilantik.
Melalui pesannya, ia juga memperingatkan presiden terpilih bahwa ada beban berat yang menantinya.
Beban tersebut merupakan utang negara yang sangat tinggi pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Imam Besar FPI itu, setelah dilantik, Prabowo wajib mengaudit utang negara yang tinggi.
“Insyaallah tanggal 20 Oktober nanti kalau Bapak Prabowo Subianto dilantik menjadi Presiden RI, saya mengusulkan program pertama beliau dalam rangka menyelamatkan NKRI adalah mengaudit seluruh utang negara,” kata Habib Rizieq, dikutip dari YouTube IBTV, Minggu (8/9/2024).
Ia menegaskan, semua utang yang ada harus diaudit dan diperiksa apakah utang tersebut legal atau ilegal.
Menurutnya, kalau sudah diaudit, akan terlihat mana utang yang sah dan harus dibayar negara, atau utang ilegal yang sebenarnya tidak membebani negara.
Habib Rizieq menjelaskan, utang yang sah adalah utang yang telah disetujui pemerintah dan DPR.
“Yang sah itu utang yang disepakati pemerintah dan DPR, sah, bayar. Sesuai kesepakatan,” katanya.
Namun, menurutnya, akan ada utang yang sifatnya ilegal, yakni utang yang tidak melalui persetujuan DPR atau tidak melalui prosedur yang benar.
“Tidak melalui prosedur yang benar, tidak ada kajian, tidak memenuhi persyaratan, atau bahkan ada satu proyek yang menurut para ahli tidak boleh dibangun, itu berbahaya, tetapi pemerintah tetap menghancurkannya, dan terus berlanjut. Itu semua adalah utang ilegal,” katanya.
Ia berpendapat, jika memang ada utang seperti itu, maka bukan kewajiban negara untuk membayarnya, melainkan orang yang bertanggung jawab terhadap utang tersebut yang perlu diselidiki.
Jika nanti Prabowo selaku presiden mengaudit ulang utang-utang negara, Habib Rizieq mengatakan bebannya akan berkurang.
“Kalau itu yang dilakukan Pak Prabowo, Insyaallah bisa memimpin dengan mudah, aman, tidak ada beban yang berat, Insyaallah,” ujarnya lagi.
NewsRoom.id