NewsRoom.id – Jutaan warga Israel mengungsi ke tempat perlindungan setelah kelompok Houthi di Yaman melancarkan serangan rudal pada Kamis dan Jumat pekan ini.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Serangan tersebut menyebabkan sirene peringatan berbunyi di Israel tengah, khususnya di wilayah Gush Dan dan Shfela.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim telah berhasil memukul mundur rudal Houthi di luar perbatasan Israel dengan sistem pertahanan udara Arrow.
Menurut Israel HayomRudal tersebut hancur di ketinggian dan menyebabkan banyak pecahan rudal berjatuhan.
Ketika rudal berhasil dihalau, sirene dan ledakan terdengar. Sebanyak dua juta warga Israel, termasuk anggota dewan Benny Gantz, terpaksa mengungsi ke tempat penampungan.
Serangan rudal dari Yaman dilancarkan setelah Hizbullah mengonfirmasi bahwa salah satu komandan seniornya, Mohammed Srour, tewas akibat serangan Israel.
“Jutaan warga Israel lari mencari perlindungan saat sirene berbunyi di seluruh Israel tengah,” kata IDF di akun media sosial X.
Sirene juga terdengar di Tel Aviv, Ramat Gan, Holon, Rishoh LeZion, Rehovot, Modiin, Shoham dan Elad.
Zaman Israel melaporkan tidak ada instruksi baru dari Home Front Command setelah serangan terbaru ini.
Belum ada laporan korban luka akibat serangan langsung pecahan rudal. Namun, seorang gadis remaja terluka setelah ditabrak mobil yang bergerak ke pinggir jalan saat penyerangan terjadi.
Remaja itu sadar kembali dan dibawa ke rumah sakit setempat.
Sementara 17 orang mengalami luka ringan karena terjatuh saat panik dan berlari mencari perlindungan.
Seorang pejabat Houthi mengatakan serangan itu adalah pembalasan atas serangan Israel pada hari Kamis yang menewaskan Mohammed Srur.
Srur adalah salah satu penasihat utama Hizbullah yang dikirim ke Yaman untuk melatih pejuang Houthi.
Israel menunjuk Srur sebagai komandan drone Hizbullah. Dia diduga terlibat dalam angkatan udara Houthi.
Sementara itu, pada hari Rabu, Hizbullah menembakkan rudal ke Tel Aviv. Ini adalah pertama kalinya rudal Hizbullah mendekati pusat pemerintahan Israel.
Menurut Hizbullah, serangan tersebut merupakan respon teroris atas ledakan alat komunikasi pager di Lebanon beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Houthi telah menembakkan lebih dari 220 rudal balistik, rudal jelajah, dan drone ke Israel dalam 11 bulan terakhir. Sebagian besar serangan menargetkan Pelabuhan Eilat.
Houthi meningkatkan rudal Palestina-2
Houthi sedang membangun versi terbaru dari rudal hipersonik Palestina-2.
Pemimpin Houthi Abdul Malik al-Houthi mengatakan partainya telah mulai menggunakan rudal Palestine-2 dalam fase operasi baru untuk mendukung warga Palestina.
“Dalam fase operasi militer ini kita akan lebih efektif demi negara kita, mengingat potensi pengembangan dan produksi rudal Palestine-2 dan kemampuan militer lainnya,” kata al-Houthi pada Kamis (26/9/2024). , dikutip dari Sputnik News.
Menurut al-Houthi, rudal Palestine-2 merupakan pencapaian yang signifikan.
“Digunakan dalam operasi militer selama fase kelima untuk membantu Jalur Gaza.”
Dia mengatakan pekan ini angkatan bersenjata Yaman telah melakukan operasi dengan 39 rudal balistik, rudal jelajah, dan drone.
“Laut Merah, Laut Arab, dan Teluk Aden menjadi zona terlarang bagi Israel, Amerika, dan Inggris.”
Palestine-2 pertama kali dipamerkan oleh Houthi pada Senin (16/9/2024), atau sehari setelah serangan rudal yang menembus jauh ke wilayah Israel.
Rudal tersebut diklaim memiliki teknologi canggih untuk menghadapi sistem pertahanan udara Israel.
Dikutip dari Xinhua, video yang dirilis Houthi beberapa waktu lalu memperlihatkan peluncur rudal tersebut. Ada tulisan “Palestina-2” dan “Hipersonik” dengan huruf merah.
Kelompok Houthi mengklaim rudal tersebut memiliki jangkauan jelajah hingga 2.150 km dan ditenagai oleh bahan bakar.
Rudal tersebut disebut mampu mencapai kecepatan Mach 16 atau 16 kali kecepatan suara. Oleh karena itu, rudal tersebut masuk dalam kategori hipersonik jika kecepatannya telah diverifikasi.
Houthi juga mengklaim bahwa rudal tersebut dilengkapi dengan teknologi siluman dan dapat bermanuver. Faktanya, rudal tersebut mampu menembus sistem pertahanan udara tercanggih, termasuk Iron Dome Israel.
NewsRoom.id