Jawaban Tajam Mahfud MD Usai Ditanya Soal Kontroversi Jet Pribadi Kaesang, Ungkap Soal Gratifikasi

- Redaksi

Jumat, 20 September 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id – Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Republik Indonesia, Mahfud MD, memberikan jawaban tajam usai disebut-sebut dalam polemik jet pribadi Kaesang Pangarep.

Diketahui, Kepala Staf Komunikasi Presiden (KSP) Hasan Nasbi menyebut nama Mahfud MD saat memberikan pembelaannya terhadap Kaesang.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Hasan mengatakan terjadi persidangan sepihak oleh media (trial by the press) karena ribut-ribut soal penggunaan jet pribadi oleh Kaesang.

Mengutip Kompas.com, Hasan mengatakan pemberitaan soal Kaesang tidak berimbang.

Ia membandingkannya dengan tokoh lain seperti Megawati Soekarnoputri, Mahfud MD, dan Puan Maharani yang disebutnya juga menggunakan jet pribadi.

“Tapi kalau mau fair, termasuk teman-teman media, kalau mau Mas Kaesang diadili pers, libatkan yang lain juga, supaya masyarakat bisa melihat secara fair. Kalau hanya Mas Kaesang, ya mereka senang, tapi yang lain, Ibu Mega, Pak Mahfud, Ibu Puan dan yang lain, mereka tidak peduli,” terangnya.

Hasan pun menilai Kaesang bukan pejabat publik sehingga mempertanyakan kabar Kaesang dan istrinya naik jet pribadi, mengutip Kompas.com.

Faktanya, menurutnya, banyak pejabat publik yang menggunakan fasilitas jet pribadi, namun pemberitaan mengenai hal tersebut masih minim.

“Misalnya Pak Mahfud, dan beliau sendiri mengakui sering naik jet pribadi dan lebih sering naik jet pribadi Pak Jusuf Kalla, atau misalnya kita lihat yang lain, termasuk tokoh masyarakat yang sekarang masih menjabat, ada juga yang naik jet pribadi tapi waktu itu belum ada terobosan-terobosan,” tutur Hasan.

Tanggapan Mahfud MD

Mahfud MD pun menjelaskan dirinya pernah menggunakan jet pribadi yang ternyata milik Jusuf Kalla (JK).

Mahfud mengatakan alasan dirinya naik jet pribadi karena ajakan JK.

“Saya sudah klarifikasi itu hubungan perdata, diundang memberi ceramah, dijemput dan diantar pakai angkutan. Seperti waktu saya mengajar di kampus, saya dapat honor dan transportasi waktu jadi pejabat. Bahkan saya yang menurut saya paling tekun melaporkan gratifikasi,” kata Mahfud kepada wartawan, Rabu (18/9/2024).

Mahfud menjelaskan, dirinya menumpang jet pribadi ke Makassar untuk menyampaikan khutbah di Masjid Al-Markaz Al-Islami.

“Saya naik jet pribadi Pak JK, saya diundang oleh Takmir Masjid Al-Markaz untuk berdakwah di sana, saya sering berdakwah di sana, tapi suatu kali khotbah saya diajak pergi oleh Pak JK, 'Enggak usah beli tiket, nggak usah kirim tiket, saya mau ke sana, yuk satu pesawat'. 'Ngapain ikut Pak JK, ada gratifikasi?'. Pak JK kan ketua pengurus masjid, dia yang undang saya, terus dia bilang 'yuk, saya jemput', nggak ada honor, terus kok orang undang saya, terus saya datang, terus mereka bilang gratifikasi,” kata Mahfud dalam video yang diunggah tersebut.

“Lalu beliau bilang kalau bukan Ketua Mahkamah Konstitusi, siapa yang mengundang saya? Saya sudah lama berdakwah sebelum jadi Ketua Mahkamah Konstitusi, dan sekarang saya jadi khatib di Masjid Istiqlal, saya punya jadwal tetap. Honornya besar, khotbahnya terkoordinasi dengan baik, kalau di Al-Markaz uangnya besar, tapi saya tidak pernah mau terima uang, tapi kalau diundang ya boleh saja, karena ini urusan saya,” terangnya.

Jelaskan tentang Gratifikasi

Mengutip Wartakotalive.com, Mahfud pun memaparkan makna gratifikasi, lewat pengalaman masa lalunya saat memberikan khotbah di Masjid Istiqlal.

Mahfud mengatakan, sejatinya dirinya menerima honor, namun diakuinya setelah menerimanya, Mahfud memasukkan honor tersebut ke kotak amal masjid.

“Itu disaksikan banyak orang. Tapi saya terima ini milik saya, itu tidak boleh? Itu hubungan perdata. Lalu saya memberikan kuliah umum di kampus, rektor memberi saya tiket, karena ilmu saya, bukan sebagai Menko, saya ujian doktor di kampus, saya datang dan diberi honorarium, itu tidak boleh, sama saja. Gratifikasi itu kalau ada yang memberi tanpa ada maksud yang jelas, itu gratifikasi,” kata Mahfud.

Mahfud kemudian mengirimkan video lainnya yang berisi laporannya tentang gratifikasi ke Komite Pemberantasan Korupsi.

Ia mengaku sebagai orang yang tekun melaporkan gratifikasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi.

“Saya pernah dapat honor bingkisan hari raya, seingat saya bingkisan hari raya dari Pak Sutiyoso, waktu itu Pak Sutiyoso Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Daerah Seluruh Indonesia, THR dari asosiasi, 'Kenapa THR?' 'Karena Anda narasumber', 'Anda kan sudah digaji', 'Enggak Pak, saya serahkan saja ke KPK,” kata Mahfud.

“Saya kira saya orang pertama yang menyerahkan honorarium kepada KPK, karena setelah diserahkan, pimpinan KPK mengatakan, 'kalau tidak ada pejabat ini yang tahu, ya laporkan saja gratifikasinya'. Berarti saya, saya merasa sebagai orang pertama yang paling tahu soal gratifikasi,” tuturnya lagi.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Bisnis Kecil Sabtu Akan Membawa Rejeki Nomplok yang Menggembirakan bagi UKM Inggris
Gas Beracun pada Katai Coklat Kuno Membingungkan Para Ilmuwan
Galaksi Terdekat Ini Menunjukkan Bagaimana Awan Beku Menyala Menjadi Bintang
Dirut PT Djarum Victor Rachmat Hartono Turut Dihalang Ke Luar Negeri, Diduga Korupsi Pajak
Serangan 'Pemberontakan Piala Merah' Starbucks Menyebar ke Lebih Banyak Toko, Kota, dan Pusat Besar di Pantai Timur
Ilmuwan Membalikkan Buku Teks Biologi Berusia 20 Tahun Dengan Penemuan Menakjubkan Tentang Pembelahan Sel
Penelitian Mengungkapkan Bahwa Simpanse Liar Mengkonsumsi Alkohol Dalam Jumlah Yang Mencengangkan Setiap Harinya
UIN Ar-Raniry Terima Kunjungan Mendikbud di KBRI Malaysia, Bahas Peluang Pembukaan Kelas di Aceh

Berita Terkait

Jumat, 21 November 2025 - 06:50 WIB

Bisnis Kecil Sabtu Akan Membawa Rejeki Nomplok yang Menggembirakan bagi UKM Inggris

Jumat, 21 November 2025 - 06:19 WIB

Gas Beracun pada Katai Coklat Kuno Membingungkan Para Ilmuwan

Jumat, 21 November 2025 - 05:48 WIB

Galaksi Terdekat Ini Menunjukkan Bagaimana Awan Beku Menyala Menjadi Bintang

Jumat, 21 November 2025 - 04:47 WIB

Dirut PT Djarum Victor Rachmat Hartono Turut Dihalang Ke Luar Negeri, Diduga Korupsi Pajak

Jumat, 21 November 2025 - 03:12 WIB

Serangan 'Pemberontakan Piala Merah' Starbucks Menyebar ke Lebih Banyak Toko, Kota, dan Pusat Besar di Pantai Timur

Jumat, 21 November 2025 - 02:10 WIB

Penelitian Mengungkapkan Bahwa Simpanse Liar Mengkonsumsi Alkohol Dalam Jumlah Yang Mencengangkan Setiap Harinya

Jumat, 21 November 2025 - 01:39 WIB

UIN Ar-Raniry Terima Kunjungan Mendikbud di KBRI Malaysia, Bahas Peluang Pembukaan Kelas di Aceh

Jumat, 21 November 2025 - 01:08 WIB

Jika Ganja Membayar Pajak, Apakah Legal?

Berita Terbaru

Headline

Gas Beracun pada Katai Coklat Kuno Membingungkan Para Ilmuwan

Jumat, 21 Nov 2025 - 06:19 WIB