Pemerintah Didesak Segera Selamatkan 11 Warga Sukabumi Korban Perdagangan Manusia yang Ditangkap di Myanmar

- Redaksi

Selasa, 17 September 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id – Ketua Umum Rampai Nusantara Mardiansyah Semar mengaku prihatin dengan informasi yang menyebutkan 11 warga Kabupaten Sukabumi menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan disandera di Myanmar.

Pemerintah juga diminta segera mengambil langkah konkrit untuk menyelamatkan dan segera memulangkan para korban ke Indonesia.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

“Kejadian penyekapan Pekerja Migran Indonesia (PMI) kembali terjadi, mereka yang awalnya punya niat untuk mencari penghidupan lebih baik justru bernasib sebaliknya, ini sangat miris dan kita melihat Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) telah gagal dalam menjalankan fungsinya,” kata Semar kepada wartawan, Senin (16/9/2024).

Semar mengetahui bahwa para korban sebenarnya adalah pekerja migran yang awalnya dijanjikan pekerjaan sebagai pelayan bisnis investasi mata uang kripto di Thailand dengan janji gaji Rp35 juta/bulan.

Namun, pada kenyataannya mereka dikirim ke Myawaddy, Myanmar dan dipekerjakan sebagai operator penipuan daring.

“BP2MI memiliki tugas yang sangat spesifik dalam melaksanakan pencegahan dan perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja di luar negeri, selama bekerja hingga kembali ke tanah air dengan segala hak-haknya terpenuhi seperti gaji, tempat tinggal, dan keamanan selama bekerja. Itulah yang harus dipastikan atau dijamin oleh pimpinan BP2MI, tidak disibukkan dengan berbagai hal yang seharusnya tidak perlu diurus, sehingga hanya fokus pada tugasnya saja,” imbuh Semar.

Semar mendesak pemerintah segera melakukan upaya penyelamatan dan memastikan pemulangan 11 warga negara Indonesia yang saat ini ditahan di Myanmar.

“Kami juga mendesak pemerintah dalam hal ini Kementerian Luar Negeri untuk segera mengambil langkah penyelamatan dan mengawal pemulangan saudara-saudara kita yang saat ini masih ditawan di Myanmar. Kami akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas, termasuk instansi yang mengirim mereka harus diusut lebih lanjut apakah mereka bagian dari sindikat TPPO atau juga korban,” kata Semar.

Semar mengatakan, kekhawatirannya terhadap pemberitaan tersebut didasari oleh pengalamannya selama bertahun-tahun mendampingi para pekerja migran yang menjadi korban berbagai hal dan kejadian.

“Saya sudah lima tahun lebih menjadi tenaga ahli di LPSK, yang salah satu tugasnya adalah menangani pekerja migran Indonesia korban TPPO,” ujarnya.

“Oleh karena itu, saya sangat memahami dan merasakan kesulitan yang dialami oleh para korban yang tentunya juga berdampak pada rasa cemas, takut, dan khawatir keluarga mereka. Sangat perlu dilakukan upaya maksimal dan serius agar kasus seperti ini tidak terulang lagi,” katanya.

Sebelumnya, beredar video yang kemudian menjadi viral tentang seorang warga negara Indonesia (WNI) asal Jawa Barat yang disekap selama hampir dua minggu di sebuah wilayah di Myanmar.

Selain disekap, WNI ini juga mendapat perlakuan kasar dan hanya diberi makan satu kali sehari.

Sekarang mereka berharap bantuan agar mereka dapat segera dipulangkan ke tanah air.

Dalam video berdurasi dua menit ini, setidaknya ada 11 warga negara Indonesia dari berbagai daerah di Jawa Barat dan luar Jawa Barat yang ditawan di wilayah bernama Myawaddy, Myanmar.

Enam di antaranya merupakan warga Sukabumi asal Kecamatan Kebon Pedes dan Kecamatan Cirenghas, Kabupaten Sukabumi.

Keenam orang tersebut bernama Samsul Hasan, Asep Muchsin Alatas, Ahmad Junaedi, Angga Mulyana, Ridan Anugrah, dan Sopyan Jamil.

Dalam video tersebut, mereka mengakui bahwa mereka disekap selama hampir dua minggu dan kerap disiksa oleh perusahaan tempat mereka bekerja.

Saat ini, ke-11 WNI tersebut tengah berharap bantuan dari pemerintah Indonesia untuk mengevakuasi mereka dari tempat penampungannya di Myanmar.

Diduga puluhan warga negara Indonesia menjadi korban perdagangan manusia dengan janji pendapatan puluhan juta rupiah.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Ilmuwan mengungkapkan rahasia yang sangat mudah untuk membuat Cacio e Pepe yang sempurna
Kamera Arlo 2K dengan Night Vision mencapai harga murah sepanjang masa, sekarang lebih murah dari penawaran Black Friday
Masa depan ritel ada di sini
Galaksi yang melahap tetangganya – dan orang kecil yang melarikan diri
Tahanan Palestina di Penjara Israel: Genosida yang sedang berlangsung
Alam semesta mungkin tidak seragam – dan Euclid dapat membuktikannya
Racuum Roborock sedikit lebih dari sekadar vac tongkat tua, membersihkan seperti pro, dan sekarang diskon 53%
Heinemann Diversifikasi di Timur Tengah dan India Ketika pertumbuhan 2024 mencapai 21%

Berita Terkait

Sabtu, 10 Mei 2025 - 06:12 WIB

Ilmuwan mengungkapkan rahasia yang sangat mudah untuk membuat Cacio e Pepe yang sempurna

Sabtu, 10 Mei 2025 - 04:08 WIB

Kamera Arlo 2K dengan Night Vision mencapai harga murah sepanjang masa, sekarang lebih murah dari penawaran Black Friday

Sabtu, 10 Mei 2025 - 02:03 WIB

Masa depan ritel ada di sini

Sabtu, 10 Mei 2025 - 01:01 WIB

Galaksi yang melahap tetangganya – dan orang kecil yang melarikan diri

Jumat, 9 Mei 2025 - 23:59 WIB

Tahanan Palestina di Penjara Israel: Genosida yang sedang berlangsung

Jumat, 9 Mei 2025 - 20:53 WIB

Racuum Roborock sedikit lebih dari sekadar vac tongkat tua, membersihkan seperti pro, dan sekarang diskon 53%

Jumat, 9 Mei 2025 - 18:49 WIB

Heinemann Diversifikasi di Timur Tengah dan India Ketika pertumbuhan 2024 mencapai 21%

Jumat, 9 Mei 2025 - 17:47 WIB

Para peneliti telah memetakan evolusi masing -masing spesies burung yang dikenal

Berita Terbaru

Headline

Masa depan ritel ada di sini

Sabtu, 10 Mei 2025 - 02:03 WIB