Pendirian Kampus Universitas St. Petersburg di Indonesia semakin terbuka

- Redaksi

Selasa, 17 September 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id – Indonesia dan Rusia berkesempatan membangun kampus bersama di bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi. Tim Rusia melalui Universitas St. Petersburg (SPBU) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan segera membahas detail teknis kerja sama tersebut.

Hal itu terungkap dalam diskusi antara delegasi Indonesia yang dipimpin Presiden Kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), dengan delegasi SPBU Rusia yang dipimpin Rektor Prof. Nikolay Kropachev.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Pertemuan tersebut diadakan di kantor Rektor Universitas St. Petersburg pada Senin waktu setempat (16/9).

“Terima kasih banyak atas kunjungannya. Hari ini merupakan hari yang luar biasa bagi kita semua. Tentu saya mendengar tentang Ibu Mega dan rekam jejak Ibu Mega dalam memperkuat kapabilitas Indonesia, Ibu Mega dikenal tangguh dan teguh dalam memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara Indonesia,” kata Nikolay mengawali perbincangan.

Nikolay kemudian memberikan penjelasan panjang lebar mengenai rekam jejak kampus tertua di Rusia tersebut. Ia juga memaparkan berbagai kerja sama yang telah dilakukan kampus tersebut dengan berbagai negara di dunia.

Menurutnya, SPBU telah mendirikan kampus representatif sedikitnya di 10 negara seperti China, Korea Selatan, Italia, Spanyol, dan Serbia. Bahkan hingga membuka cabang di negara-negara seperti China dan Uzbekistan.

“Kami sangat senang jika ada kesempatan untuk membuka perwakilan atau cabang di Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya, ada sekitar 500 program studi yang dicakup kampus tersebut, dan kerja sama dapat dilakukan berdasarkan kebutuhan Indonesia.

Hal lain, SPBU tersebut mendorong kerja sama pendidikan yang juga melibatkan pelaku ekonomi kedua negara. Ia mencontohkan, dengan Azerbaijan, kerja sama pembangunan kampus bersama juga didukung oleh pengusaha migas Rusia dan Azerbaijan.

“Contoh lain, di Mesir, sesuai keinginan Mesir, kami membuka jurusan kedokteran dan IT. Pengajaran menggunakan dua bahasa, Inggris dan Arab, ke depannya kami berencana untuk mengajar dalam bahasa Arab saja,” kata Nikolay.

Ia juga mengakui keinginan mereka untuk membuka kampus bersama di Indonesia sejalan dengan perintah Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Presiden Putin memberi perintah, kita harus melihat ke Timur. Bagi kami, itu petunjuk,” kata Nikolay.

Menanggapi hal tersebut, Megawati kemudian menjelaskan bahwa dirinya turut hadir sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN, bersama lebih dari 8.000 peneliti berpengalaman Indonesia. Presiden ke-5 RI itu kemudian memperkenalkan delegasi yang hadir bersamanya.

“Saya ingin memperkenalkan kelompok ini agar kita bisa menindaklanjuti pembicaraan mengenai kerja sama di antara kita,” kata Megawati.

Ia memperkenalkan Bambang Kesowo, yang menurut Megawati adalah doktor Hak Kekayaan Intelektual. Kemudian Amarulla Octavian, mantan Rektor Universitas Pertahanan Indonesia.

“Keduanya dari BRIN,” kata Megawati.

Kemudian diperkenalkan Rila Agristina dari BPIP; Rokhmin Dahuri dari PDIP; dan Ahmad Basarah yang merupakan pimpinan MPR RI.

“Lalu ini Menteri Pemberdayaan Anak dan Perempuan, Bintang Puspayoga. Saya ingin tahu bagaimana Rusia mengorganisasi dan mendidik perempuan, terutama anak-anak. Dan kalau bicara pariwisata, dia orang Bali,” kata Megawati.

Bagi Megawati, diperlukan pembahasan yang lebih mendalam agar maksud baik tersebut dapat terwujud. Yang jelas, ia menginginkan kerja sama tersebut sejalan dengan 12 suborganisasi yang ada di BRIN.

“Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu-ilmu dasar. Seperti nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi. Tentu harus lebih detail dari Petersburg University, bagaimana dengan kita. Apa yang harus kita padukan, karena perbedaan terbesar antara Rusia dan Indonesia, Rusia itu benua dan Indonesia itu negara kepulauan atau negara maritim,” jelas Megawati.

Prof. Nikolay kemudian mengatakan bahwa mereka siap untuk membahas kerja sama lebih lanjut antara kedua pihak.

“Semua hal yang Anda sebutkan sangat menarik bagi kami. Dan semua jurusan kerja sama yang disebutkan, itu adalah bidang-bidang yang terkenal di kampus kami. Dan kami memiliki banyak penelitian dan kami siap untuk bekerja sama. Baik itu nuklir, perlindungan lingkungan, hingga pemberdayaan perempuan,” kata Nikolay.

Sumber: rmol

NewsRoom.id

Berita Terkait

Desainer perhiasan yang baik menampilkan merek dan mengkilap di NYFW
Keramaian dan pembibitan bintang ini mungkin berakhir dengan supernova yang mempesona
Pemuda Palestina terluka oleh tembakan IOF di Qalqilya
Webb Telescope mendeteksi gas di planet kerdil yang jauh untuk pertama kalinya
'Gen V' punya rencana besar untuk perdomo yang tidak disengaja sebelum kematiannya tidak tepat waktu
Nama platform ganja B2B nama leafflink ex-lytt exec sebagai CEO
Mengapa raja sejati pertama di Inggris dihapus dari sejarah?
Dua orang Israel tewas dalam serangan penembakan di dekat Allenby Bridge Crossing

Berita Terkait

Jumat, 19 September 2025 - 07:56 WIB

Desainer perhiasan yang baik menampilkan merek dan mengkilap di NYFW

Jumat, 19 September 2025 - 06:54 WIB

Keramaian dan pembibitan bintang ini mungkin berakhir dengan supernova yang mempesona

Jumat, 19 September 2025 - 05:52 WIB

Pemuda Palestina terluka oleh tembakan IOF di Qalqilya

Jumat, 19 September 2025 - 04:50 WIB

Webb Telescope mendeteksi gas di planet kerdil yang jauh untuk pertama kalinya

Jumat, 19 September 2025 - 02:46 WIB

'Gen V' punya rencana besar untuk perdomo yang tidak disengaja sebelum kematiannya tidak tepat waktu

Jumat, 19 September 2025 - 00:11 WIB

Mengapa raja sejati pertama di Inggris dihapus dari sejarah?

Kamis, 18 September 2025 - 23:08 WIB

Dua orang Israel tewas dalam serangan penembakan di dekat Allenby Bridge Crossing

Kamis, 18 September 2025 - 22:06 WIB

Ilmuwan Stanford memikirkan kembali bagaimana kita belajar pindah di dunia

Berita Terbaru

Headline

Pemuda Palestina terluka oleh tembakan IOF di Qalqilya

Jumat, 19 Sep 2025 - 05:52 WIB