Saya Bukan Anjing Swie Teng!

- Redaksi

Sabtu, 14 September 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id – Beredar di media sosial bahwa Sentul City telah mengunci rumah warga yang menolak dijual kepada pengembang Sentul City, sehingga warga harus mencari akses lebih jauh untuk mencapai jalan biasa. Bahkan pemindahan makam warga dinilai tidak tepat oleh masyarakat.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

“Yang juga bikin hati pedih, ada yang dilaporkan ke polisi karena mencabut kunci ekskavator yang masuk paksa ke lahannya untuk melakukan pembukaan lahan dan penghijauan kembali,” kata mantan Panglima TNI Letjen Gatot Nurmantyo dalam akun YouTube miliknya, Jumat (13/9/2024).

“Anehnya, pemilik tanah dengan bukti kepemilikan letter C itu akhirnya dilepaskan polisi namun dipaksa menjual tanahnya seluas 1 ha hanya dengan harga Rp 100 juta atau tanah itu dihargai hanya Rp 10 ribu per meter,” imbuh deklarator KAMI.

Disebutkan bahwa warga yang memiliki hak milik sah atas tanahnya dan telah tinggal di sana selama kurang lebih 30 tahun menolak penggusuran Sentul City. Namun, penolakan mereka tidak didukung oleh Lurah yang telah dipilih oleh warga. Hilangnya Lurah dalam aksi penolakan tersebut menyebabkan warga desa mendatangi kediaman Gatot Nurmantyo yang juga merupakan tetangga mereka pada hari Rabu, 11 September 2024.

Di hadapan masyarakat Babakan Medang, Gatot Nurmantyo dengan tegas mengatakan,

“Jangan sungkan untuk mengadu, saya bukan anjingnya Swie Teng. Apakah Swie Teng pemilik Republik ini? Sebagai tetangga, saya harus membela masyarakat. Saya tidak mau bisa tidur nyenyak, tapi tetangga saya menangis sesenggukan. Saya rela berkorban untuk membela warga yang mengalami hal seperti itu,” jelas Gatot.

“Ganti rugi harus diberikan secara sukarela oleh pemilik rumah, tidak bisa dikontrol (pengembang). Kalau ganti ruginya cuma Rp 20 juta, mau pindah ke mana warga,” jelasnya.

Gatot Nurmantyo menjelaskan, warga yang sudah lama tinggal di sana, memiliki akta jual beli yang disahkan kepala desa, dan sudah membayar PBB semestinya tidak bisa digusur oleh pengembang.

Gatot pun berpesan kepada warga yang menerima uang secara paksa dari pengembang agar segera mengembalikan uang tersebut kepada pengembang.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Mati untuk Rakyat adalah suatu Kehormatan
Saya tidak belajar dengan Mulyono, jadi terjebak!
Kelakuan Ridwan Kamil menjadi sorotan saat satu panggung bersama Aura Kasih dan Bu Cinta
Sigono Hutan Sugiono Kembali dari Kritik Jerami
Aceh kembali dilanda hujan lebat, BMKG meminta warga meningkatkan kewaspadaan
Agen bebas sepak bola fantasi: Jaguar memimpin opsi kawat pengabaian untuk Minggu 17
Trailer “The Odyssey” Mengumpulkan 121,4 Juta Penayangan Dalam 24 Jam
Dhurandhar Sekarang Masuk 10 Besar Blockbuster India Yang Pernah Ada

Berita Terkait

Rabu, 24 Desember 2025 - 18:29 WIB

Mati untuk Rakyat adalah suatu Kehormatan

Rabu, 24 Desember 2025 - 17:58 WIB

Saya tidak belajar dengan Mulyono, jadi terjebak!

Rabu, 24 Desember 2025 - 17:27 WIB

Kelakuan Ridwan Kamil menjadi sorotan saat satu panggung bersama Aura Kasih dan Bu Cinta

Rabu, 24 Desember 2025 - 16:56 WIB

Sigono Hutan Sugiono Kembali dari Kritik Jerami

Rabu, 24 Desember 2025 - 16:25 WIB

Aceh kembali dilanda hujan lebat, BMKG meminta warga meningkatkan kewaspadaan

Rabu, 24 Desember 2025 - 15:22 WIB

Trailer “The Odyssey” Mengumpulkan 121,4 Juta Penayangan Dalam 24 Jam

Rabu, 24 Desember 2025 - 14:52 WIB

Dhurandhar Sekarang Masuk 10 Besar Blockbuster India Yang Pernah Ada

Rabu, 24 Desember 2025 - 14:20 WIB

Lisa Mariana kepanasan saat melihat foto viral Ridwan Kamil dan Aura Kasih sedang berlibur di Eropa

Berita Terbaru

Headline

Mati untuk Rakyat adalah suatu Kehormatan

Rabu, 24 Des 2025 - 18:29 WIB

Headline

Saya tidak belajar dengan Mulyono, jadi terjebak!

Rabu, 24 Des 2025 - 17:58 WIB

Headline

Sigono Hutan Sugiono Kembali dari Kritik Jerami

Rabu, 24 Des 2025 - 16:56 WIB