NewsRoom.id – Sungguh malang menjadi mitra bisnis PT Waskita Karya (Persero/WSKT) Tbk, pekerjaan sudah selesai namun belum dibayar. Termasuk catering, makanan sudah masuk ke perut namun pembayaran belum cair hingga kini.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Viral di media sosial (medsos) X, akun @brorondm milik pegiat media sosial sekaligus pengusaha konstruksi Ronald Sinaga mengungkap nasib pedagang katering WSKT yang harus 'mengemis' agar tagihannya yang mencapai hampir Rp 1 miliar bisa segera dibayarkan.
“Kalau begitu, bagaimana bisa Anda begitu kejam memperlakukan pengusaha katering seperti ini? Katering membutuhkan arus kas untuk membeli bahan baku setiap hari. Makanan siap santap. Bahasa Indonesia: tagihannya belum dibayar. Pokoknya, saya sudah memberi saran kepada wanita itu tentang cara menagihnya. Indonesia: BUMN untuk Indonesiaaaa“.”
Ia juga mengunggah percakapan melalui pesan singkat antara seseorang yang kemungkinan adalah pengusaha kuliner yang memiliki piutang di WSKT dengan seseorang. Pengusaha tersebut mengakui bahwa tagihan katering sekitar Rp900 juta selama 2,5 bulan belum dibayarkan oleh WSKT.
Anehnya, saat ditagih, WSKT malah lebih garang daripada pengusaha itu. Bahkan, seseorang yang berkomunikasi dengan pengusaha itu menyarankan untuk mencari mitra swasta, bukan BUMN.
Akibatnya, tagihan tidak pernah terbayar. Tentu saja, hal ini memengaruhi omzet bisnis. “Tapi kalau sebut nama saya, siap-siap aja nggak dapat order lagi. Cari duit di tempat lain, Bu. Nggak harus jadi pemberi dana BUMN.”
Jika ini benar, bagaimana Anda bisa memperlakukan bisnis katering seperti ini?
Katering membutuhkan arus kas untuk membeli bahan baku setiap hari.
Makanan sudah siap, tagihannya belum dibayar.
Bagaimana pun, saya sudah memberi saran kepada ibunya bagaimana cara menagih uangnya.
BUMN untuk Indonesiaaaa foto.twitter.com/Fy5Go9f5X0
— Ronald Sinaga (@brorondm) 12 September 2024
Terkait utang kepada vendor, Direktur Utama WSKT Muhammad Hanugroho baru bisa berjanji melunasi utang tersebut setelah proses Master Restructuring Agreement (MRA) dengan 21 bank BUMN (Himpunan Bank Milik Negara/Himbara) dan perusahaan swasta senilai Rp 26,3 triliun tuntas.
Dengan selesainya restrukturisasi utang tersebut, kata Hanugroho, WSKT bisa bernapas lega. Sebab ada perpanjangan tenor pembayaran utang selama 10 tahun dan penurunan suku bunga pinjaman dari 5 persen menjadi 3,5 persen.
“Tentunya ada penurunan suku bunga dari 5 lima menjadi 3,5 persen, di mana jangka waktu 10 tahun itu yang kita sepakati bersama dari 1 tahun,” kata Nugroho dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (6/9/2024).
Selain melakukan restrukturisasi ke perbankan, Nugroho mengakui bahwa WSKT saat ini tengah merampungkan proses restrukturisasi untuk pemegang obligasi atau surat utang. Nilainya mencapai Rp1,3 triliun. Jadi, emiten konstruksi milik negara ini memang tengah dikepung utang dari empat penjuru. Ya ampun.
Tentu saja, utang WSKT kepada banyak vendor termasuk katering, membuat Menteri BUMN Erick Thohir malu. Ke depannya, pendanaan proyek pemerintah akan diberikan langsung kepada proyek tersebut, tidak lagi melalui manajemen WSKT.
“Masalah vendor yang selama ini dirugikan, makanya sekarang kita benahi dengan mengarahkan pendanaan ke proyek, bukan ke korporasi. Jadi kalau ada proyek, ada vendor, bisa langsung kita selesaikan,” kata Erick Thohir di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Minggu (5/5/2024).
Ia mengatakan, selama ini pendanaan proyek dan pembayaran kepada vendor masih rumit bagai benang kusut. Oleh karena itu, tata kelola akan diperbaiki.
NewsRoom.id