Kongres Implantasi Koklea Sedunia ke-7 di Negara Berkembang: Pertemuan di Istanbul

- Redaksi

Kamis, 3 Oktober 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kongres Implantasi Koklea Sedunia ke-7 di Negara Berkembang, yang diadakan pada 14-16 September 2023 di Istanbul, Türkiye, menandai peristiwa penting di bidang teknologi medis pendengaran. Kongres ini, yang diselenggarakan di bawah kepemimpinan Profesor Levent Sennaroglu MD, bertujuan untuk mengatasi tantangan unik dan kemajuan dalam implantasi koklea di negara-negara yang sumber dayanya terbatas, namun kebutuhan akan intervensi semacam itu sangat besar.

Mengapa Istanbul?

Istanbul tidak dipilih sebagai tempat penyelenggaraan secara kebetulan. Dikenal karena sejarahnya yang mendalam dan menjadi jembatan antar benua, kota ini melambangkan hubungan antara dunia yang berbeda—sempurna untuk pertemuan yang bertujuan menjembatani kesenjangan teknologi medis antara negara maju dan berkembang. Pusat Kongres Istanbul, dengan fasilitas modernnya, memberikan latar belakang ideal bagi para profesional dari berbagai negara untuk berkumpul, berdiskusi, dan belajar.

Profesor Levent Sennaroglu MD di cistanbul2023.com menulis “Alasan kami lebih memilih mengadakan pertemuan di Istanbul adalah karena terdapat penerbangan langsung dari banyak negara di dunia yang memungkinkan banyak orang bepergian tanpa penerbangan lanjutan. Selain itu, sebagai ibu kota tiga negara kekaisaran di masa lalu, Istanbul menawarkan kekayaan sejarah, sekaligus kota yang indah. Kota ini juga merupakan titik pertemuan timur dan barat dimana pengalaman negara-negara maju akan dibagikan dengan negara-negara berkembang.”

Tema dan Pembahasan

Kongres tersebut membahas berbagai topik penting:

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

  • Manajemen Pasca Operasi: Para ahli seperti Sailaja Timmaraju membahas tanda-tanda bahaya pasca implantasi koklea dan solusi untuk memastikan hasil pendengaran yang optimal.
  • Hasil Awal dan Persepsi Pendengaran: Sesi yang dibawakan oleh Nadia Abdulhaq dan Hilal Dincer berfokus pada pentingnya intervensi dini dan bagaimana persepsi pendengaran berkembang pasca implantasi.
  • Bahasa dan Literasi: Esra Yucel dan Maria Nicastri membahas implikasi pendidikan dari implan koklea, menekankan pencegahan pembelajaran bahasa pasif dan mengeksplorasi gangguan membaca di antara anak-anak yang menggunakan implan koklea.
  • Tantangan Nyata di Lingkungan dengan Sumber Daya Rendah: Sue Archbold, bersama Eddie Mukaaya, Paige Stringer, dan Manu Malheiros, menyoroti tantangan dunia nyata yang dihadapi oleh keluarga-keluarga di negara-negara kurang mampu, dan menawarkan wawasan untuk mengatasi hambatan-hambatan ini.

Partisipasi Global

Peristiwa ini bukan hanya urusan Eurosentris; ini benar-benar global. Peserta dari Brazil, Afrika dan berbagai negara Asia berbagi pengalaman mereka, yang mencerminkan tujuan kongres untuk menjadi tempat meleburnya ide, tantangan dan solusi dari seluruh dunia.

Signifikansi dalam Komunitas Medis

Kongres ini menonjol karena fokusnya pada negara-negara berkembang, dimana diskusinya tidak hanya mengenai teknologi namun juga mengenai aksesibilitas, keterjangkauan, dan sistem pendukung pasca-implan. Dengan mengatasi masalah-masalah ini, acara ini berkontribusi pada misi yang lebih luas: memberikan solusi pendengaran tingkat lanjut bagi mereka yang mungkin tertinggal karena kendala ekonomi atau infrastruktur.

Melihat ke depan

Hasil diskusi dan presentasi pada Kongres Dunia ke-7 diharapkan dapat mempengaruhi pengambilan kebijakan, perkembangan teknologi dan program pendidikan terkait implantasi koklea secara global. Pengetahuan yang dibagikan dari Istanbul diharapkan dapat menghasilkan program rehabilitasi pendengaran yang lebih inklusif dan efektif di seluruh dunia.

Intinya, Kongres Dunia ke-7 tentang Implantasi Koklea di Negara Berkembang di Istanbul bukan sekadar pertemuan pemikiran namun merupakan tonggak sejarah dalam perjalanan menuju akses yang adil terhadap teknologi medis yang mengubah hidup di seluruh dunia.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Paus raksasa ini memakan hingga 202 cumi dalam sehari
Spons Purba Mungkin Hewan Pertama di Bumi, Bukti Baru dari Pertunjukan MIT
Kebijakan Ekonomi AS menemui jalan buntu, Kepercayaan Konsumen Jatuh ke Titik Terendah
Sarjana Mengungkap Rahasia Hilang Selama 1.500 Tahun yang Tersembunyi di Balik Gelas Kaca Romawi
Setengah dari Bunuh Diri Tidak Menunjukkan Peringatan. Penelitian Baru Mengungkap Alasan Biologis yang Mengejutkan
Dalam Kegelapan, Banjir, dan Menghangatnya Persaudaraan
Beda Pilihan Investor Kuasa Tambang Penyebab Kisruh PBNU
Pilihan Black Friday Saya Untuk Perjalanan yang Lebih Lancar

Berita Terkait

Jumat, 28 November 2025 - 22:23 WIB

Paus raksasa ini memakan hingga 202 cumi dalam sehari

Jumat, 28 November 2025 - 21:52 WIB

Spons Purba Mungkin Hewan Pertama di Bumi, Bukti Baru dari Pertunjukan MIT

Jumat, 28 November 2025 - 20:50 WIB

Kebijakan Ekonomi AS menemui jalan buntu, Kepercayaan Konsumen Jatuh ke Titik Terendah

Jumat, 28 November 2025 - 19:17 WIB

Sarjana Mengungkap Rahasia Hilang Selama 1.500 Tahun yang Tersembunyi di Balik Gelas Kaca Romawi

Jumat, 28 November 2025 - 18:46 WIB

Setengah dari Bunuh Diri Tidak Menunjukkan Peringatan. Penelitian Baru Mengungkap Alasan Biologis yang Mengejutkan

Jumat, 28 November 2025 - 17:44 WIB

Beda Pilihan Investor Kuasa Tambang Penyebab Kisruh PBNU

Jumat, 28 November 2025 - 15:40 WIB

Pilihan Black Friday Saya Untuk Perjalanan yang Lebih Lancar

Jumat, 28 November 2025 - 15:08 WIB

Bahkan Mendinginkan Bumi Mungkin Tidak Menyelamatkan Kopi, Anggur, dan Cokelat Anda

Berita Terbaru

Headline

Paus raksasa ini memakan hingga 202 cumi dalam sehari

Jumat, 28 Nov 2025 - 22:23 WIB