NewsRoom.id – Mundurnya Kabinet Merah Putih (KMP) diyakini bertujuan untuk mengenalkan gaya kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto ke depan sebagai Presiden berlatar belakang TNI.
Menurut pengamat politik dari Motion Cipta (MC) Matrix, Wildan Hakim, Prabowo tampak ragu dengan hadiah yang diberikan kepada KMP di Hambalang.
Karena itu, jajaran KMP wajib mengikuti retret di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah selama 3 hari.
“Pada retret Hambalang, para menteri dan wakil menteri mendapat materi untuk memperkuat kapasitas intelektualnya sebagai pejabat eksekutif di pemerintahan,” kata Wildan kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Senin 28 Oktober 2024.
Kabarnya, kata Wildan, beberapa anggota KMP mengalami sakit kepala usai mengikuti retret. Dengan format berbeda, mereka diajak mundur lagi ke Akademi Militer Magelang dan dengan pelatihan berbeda.
Dengan banyaknya anggota kabinet, kata Wildan, Prabowo seolah-olah sedang melakukan pembenahan di jajaran pejabat yang menjadi pembantunya. Untuk itu, mereka perlu mengetahui gaya kepemimpinan Prabowo selama berkarir di TNI.
Saat retret di Akademi Militer Magelang, Prabowo mengingatkan seluruh ajudannya tentang pentingnya menjaga kondisi fisik pejabat publik.
“Kalau melihat video dan foto yang beredar, retret di Akmil Magelang terkesan seru. Ada kombinasi aktivitas fisik dan latihan ala militer,” kata Wildan.
Penarikan ini dirancang untuk memperkenalkan metode militer versi Prabowo Subianto. Dengan begitu, seluruh pejabat yang mendampingi Prabowo memahami pentingnya kedisiplinan dalam menjalankan tugas negara.
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Al Azhar Indonesia ini menilai, para peserta retret yang berlatar belakang politikus Partai Gerindra ini sebenarnya sudah memahami gaya kepemimpinan Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra.
Melalui retret ini, kata Wildan, Prabowo memastikan seluruh jajarannya bisa bekerja sama lintas sektor.
“Ke depan, kerja sama antar kementerian akan semakin menantang. Sebab ada kementerian yang terpecah. “Dari sisi komunikasi organisasi, diperlukan proses yang lebih berjenjang agar komunikasi lintas sektor dapat terjalin dengan baik,” pungkas Wildan.
NewsRoom.id