NewsRoom.id – Sebuah desa di Sukabumi, Jawa Barat, menjadi viral dengan memperlihatkan banyak petani yang membuat konten TikTok atau menjadi TikTokers. Wakil Menteri Pertanian Sudaryono pun angkat bicara mengenai fenomena tersebut.
Sudaryono menyatakan fenomena petani yang bermain TikTok bukanlah pertanda beralih profesi. Ia tak mempermasalahkan banyaknya petani yang menjadi konten kreator.
Tapi, mereka juga mendapat penghasilan tambahan sebagai pembuat konten. “Saya kira, sepanjang tidak melanggar undang-undang, kami hormati,” kata Sudaryono di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (29/10/2024).
Diakuinya, banyak petani yang membuat konten dari kesehariannya, bahkan ada yang melakukan live streaming saat bekerja di sawah atau melakukan aktivitas pertanian lainnya.
“Dan saya juga melihat banyak pembuat konten saat berselancar, saat live streaming. “Banyak orang, mungkin warga kota yang belum pernah melihat kegiatan ngarit, bisa melihatnya,” jelasnya.
Selama masih positif
Sudaryono menegaskan, selama konten yang disajikan berdampak positif, tidak ada masalah. Namun, ia juga menyoroti konten-konten yang mengandung adegan seperti mandi lumpur yang tidak boleh dilakukan.
“Saya kira konten-konten yang tidak positif, seperti yang dibuat-buat, perlu dikaji. “Misalnya orang mandi lumpur dan sebagainya, mungkin perlu dipertimbangkan kembali,” ujarnya.
“Tetapi bukan wewenang saya untuk berkomentar lebih jauh. “Yang jelas kalau petani membuat konten tentang aktivitasnya di sawah, seperti menanam singkong, saya kira tidak akan ada masalah,” tambah Wamentan.
Wamentan Ajak Generasi Milenial Ciptakan Platform Digital untuk Menjembatani Petani dan Konsumen
NewsRoom.id