NewsRoom.id – Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi angkat bicara soal video yang beredar yang menceritakan penggeledahan di ruang staf khusus (stafsus) mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo).
Dikutip Tribun dari wawancara Anggota DPR RI dari Fraksi PAN, Uya Kuya, Budi Arie menjawab video yang viral di media sosial.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Hari ini ramai heboh penggerebekan di ruang staf khusus, saya lihat di akun Instagram Ahmad Sahroni, langsung kami siarkan,” kata Uya Kuya.
Uya lantas mengutip unggahan video di akun Instagram Ahmad Sahroni.
Gila banget, ruang staf khusus Budi Arie, Menteri Komunikasi dan Informatika yang melindungi perjudian online, digerebek polisi. Uang dalam jumlah fantastis ditemukan. Serius, kan? tulis Ahmad Sahroni.
Hingga Uya membahas unggahan tersebut, sudah ada 7.400 netizen atau pengguna media sosial yang berkomentar.
“Apakah kamu familiar dengan ruangan ini?” tanya Uya.
“Ini yang terjadi saat Kejaksaan Agung menggerebek (kasus Duta Palma), itu videonya. Duta Palma adalah Kejaksaan Agung, video tersebut bercerita tentang saat Kejaksaan Agung melakukan penggerebekan di Duta Palma lho. tahu,” kata Budi Arie.
Ia menyayangkan tudingan penggerebekan yang dilakukan sejumlah petugas berbaju merah berlogo Pidsus itu terkait Staf Khususnya.
Mengapa penangkapan itu seolah-olah penangkapan itu melibatkan perjudian online, apalagi itu terkait dengan staf khusus saya, kata Budi.
“Selama saya Menkominfo, tidak ada staf khusus saya yang terlibat perjudian online,” imbuhnya.
Budi Arie kemudian menguraikan daftar Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika yang membantunya saat menjabat.
Karena staf khusus saya Pak Sarwoto, Prof Widodo, Dedy Permadi Sugiarto dan Daniel Hutagalung, tidak ada nama lain, kata Budi.
Kenapa staf khusus saya mendefinisikan ini sebagai pembingkaian jahat, dan menurut saya itu fitnah keji, fitnah keji, kata Budi Arie.
Dibantah oleh Kejaksaan Agung
Kejaksaan Agung membantah telah menggeledah kantor staf khusus mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi terkait kasus perjudian online.
Kabar penggeledahan itu muncul setelah Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengunggah video di akun Instagram @ahmadsahroni88 hari ini, Minggu (10/11/2024).
Dalam unggahan tersebut, terlihat beberapa orang yang mengenakan kaos berwarna merah bertuliskan Pidsus yang kerap dipakai penyidik Kejagung, menggeledah ruangan dan menyita barang bukti uang di lemari.
“Gila banget…!!*. “Polisi menggerebek ruangan Staf Khusus Budi Ari (Menkominfo) yang melindungi perjudian online, dan menemukan setumpuk uang dalam jumlah fantastis,” demikian bunyi keterangan video.
Selain itu, dalam keterangan unggahannya, Sahroni juga mempertanyakan informasi tersebut.
“Apakah ini berita serius, nyata atau tidak?” kata Sahroni dalam unggahannya.
Terkait hal tersebut, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Harli Siregar dengan tegas membantah adanya kegiatan tersebut.
Harli bahkan menegaskan, pihaknya tidak pernah melakukan penggeledahan seperti yang disebutkan dalam video tersebut.
“Itu tidak benar, kami tidak melakukan penggeledahan,” jelas Harli saat dikonfirmasi.
Ia juga menjelaskan, video tersebut diduga merupakan kegiatan penggeledahan yang dilakukan pihaknya terhadap kasus lain yang sebelumnya terungkap ke publik.
“Sepertinya (kasus) Duta Palma sudah keluar,” tutupnya.
Budi Arie dalam pusaran judi online
Belakangan ini banyak pihak yang mendesak polisi mengusut mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, terkait kasus perjudian online.
Mereka menilai Budi Arie setidaknya mengetahui permasalahan tersebut, sebab dari 11 pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang ditetapkan sebagai tersangka, beberapa di antaranya disebut-sebut dekat dengan Budi Arie.
Namun di sisi “sebaliknya”, ada pula yang menganggap Budi Arie adalah korban konspirasi bandar.
Dimulai dari Presiden Jokowi yang mengangkat Budi Arie Setiadi sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika pada 17 Juli 2023 dengan tugas pokok antara lain menyelesaikan proyek BTS 4G yang mangkrak dan memberantas Judol sesuai tugas pokok dan fungsi Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Terkait pemberantasan judol di ranah digital, Kominfo memerlukan sumber daya yang memadai di bawah Direktorat Jenderal Pengendalian Aptical, termasuk integritas.
Berikut rangkuman tudingan Budi Arie sebagai korban konspirasi bandar yang dihimpun dari sumber Tribunnews.com
“Saat mulai bekerja pada 17 Juli 2023, Budi Arie menemukan kekurangan secara kuantitas dan kualitas (termasuk tudingan pihak-pihak di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang diduga terlibat dalam perlindungan perjudian online).
“Jumlah personel yang memantau dan mencatat lokasi judol sangat terbatas. Faktanya, hingga saat ini sumber daya manusia masih jauh dari ideal karena alokasi anggaran yang terbatas.
“Untuk mengatasi kekurangan sumber daya manusia, dilakukan rekrutmen petugas di bawah Direktur Pengendalian. Mereka diambil dari pegawai non-Kominfo.”
“Puluhan calon dipilih oleh Direktorat Pengendalian. Tim awal hanya mampu menghapus 10.000 situs per hari. Ini jelas masih jauh dari cukup untuk memenuhi target pemberantasan perjudian online.”
“Pada masa rekrutmen ini, ada beberapa pihak yang mengajukan diri. Saudara T menawarkan beberapa orang yang disebutnya sebagai hacker merah putih muda Republik Indonesia.”
“AK via T muncul sebagai salah satu kekuatan muda anti judol. Brother AK mendemonstrasikan kemampuan sistem dan mesinnya untuk mencabut 50.000 hingga 100.000 per hari. “Sebenarnya masih ada beberapa nama lagi yang masuk namun kemudian mundur.”
Menteri Budi Arie tentu menerima usulan dari berbagai pihak yang pro pemberantasan judol. Bukan karena Kakak AK tidak diterima di Kominfo, tapi karena dia lulusan SMK sehingga sulit menentukan gajinya.
“Saya dikenal Menteri Budi Arie sebagai aktivis politik”
“Seluruh proses rekrutmen dan administrasi ditangani oleh Direktorat Pengendalian, termasuk untuk AK”
“Personil pengawasan dan penindakan (take down) bekerja dan diawasi di bawah Direktorat Pengendalian, bukan di bawah Menteri Budi Arie.”
Kemudian, T dan AK serta sejumlah PNS Kominfo diketahui merupakan operator bandar online. Mereka bahkan bekerja di kantor satelit di Bekasi untuk melindungi 1.000 situs judol agar tidak di-take down oleh Kominfo (sekarang Komdigi).
“Tidak ada kaitannya antara aktivitas penjaga situs judol dengan Menteri Budi Arie. Sebab, Menteri Budi Arie selama 15 bulan menjabat Menkominfo sangat konsisten dalam memberantas perjudian online sesuai kewenangannya.
“Tidak ada perintah lisan maupun tertulis dari Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie untuk melindungi situs judi online. “Apalagi melindungi 1.000 situs judol, 1 situs saja tidak ada, apalagi aliran dananya.”
“Menteri Budi Arie justru menjadi korban pengkhianatan pegawai KOMDIGI. “Ternyata T “bermain” tanpa sepengetahuan Direktur, Dirjen Aplikasi, apalagi Menteri.”
“Perintah penindakan judol tidak dilaksanakan, malah tergoda berkomplot dengan pedagang judol.”
“Sekarang nama Budi Arie sedang dikaitkan dan dibingkai dengan kegiatan “haram” yang dilakukan Toni.”
Anggota DPR mendesak Budi Arie diperiksa
Sebelumnya, Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Golkar, Soedeson Tandra, mendesak polisi mengusut mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, terkait kasus bisnis pemblokiran situs judi online di Kementerian Komunikasi. . dan Digital (Kemkomdigi).
Diketahui, Polda Metro Jaya menangkap 15 orang terkait penyalahgunaan kewenangan pemblokiran situs judi online di Kementerian Komunikasi dan Teknologi yang dulu bernama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) yang dipimpin Menteri Budi Aire Setiadi. . .
Kesebelas orang yang ditangkap polisi merupakan pegawai dan staf ahli Kementerian Komunikasi dan Teknologi.
“Kami mendesak (mantan) menteri itu dimintai keterangan. Mantan Menkominfo harus dimintai keterangan, kata Tandra saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (8/11/2024).
Tandra meminta aparat penegak hukum menjunjung tinggi prinsip kesetaraan di depan hukum.
Apalagi, kata dia, dari 11 pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang ditetapkan sebagai tersangka, beberapa di antaranya disebut-sebut dekat dengan Budi Arie.
“Karena kalau kita dapat informasi dari media, itu orang terdekatnya (Budi Arie). Kedua, kenapa ada orang yang tidak lolos tes, tapi diterima. Ini jadi pertanyaan besar,” kata Tandra. .
Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam juga mempertanyakan Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi terkait kasus perjudian online yang menjerat pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Pegawai ini diduga dekat dengan Budi Arie saat menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo).
Hal itu disampaikan Mufti dalam rapat kerja Komisi VI DPR dengan Menteri Koperasi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Ternyata setelah ditelusuri, ternyata banyak orang yang terlibat dalam bisnis judol ini ternyata adalah orang-orang terdekat Pak Budi Arie di Kementerian Komunikasi dan Teknologi pada periode sebelumnya, kata Mufti.
Mufti meminta Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) mengklarifikasi tudingan tersebut.
Sebab, kata dia, dampak perjudian online terhadap masyarakat sangat luar biasa, bahkan ada korban jiwa.
“Mereka (pejudi online) malah membunuh istri, lalu menjual anak, bunuh diri, dan sebagainya,” kata Mufti.
NewsRoom.id