NewsRoom.id – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar memberikan teguran keras kepada jajarannya di Kementerian Agama untuk menghindari tindakan korupsi, sekaligus menegaskan komitmennya untuk membersihkan Kementerian dari segala bentuk praktik merugikan.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Nasaruddin mengungkapkan, pesan tersebut sesuai dengan arahan Presiden yang memberikan amanah penuh kepada Menteri Agama untuk melakukan pembersihan di lingkungan kementeriannya.
“Pak Presiden bilang, kalau ada orang yang tidak tepat di posisinya, saya akan berikan amanah ke kementerian. Menteri harus benar-benar memperbaiki pelayanannya,” ujarnya.
Menag Larang Penerimaan Hadiah Tak Wajar
Sebagai langkah awal, Menag menekankan kepada jajarannya untuk tidak memberikan sesuatu yang bukan haknya. Nasaruddin menekankan pentingnya integritas dalam pelaksanaan anggaran, tanpa adanya tekanan atau bujukan yang dapat merusak transparansi.
“Jangan berikan menteri yang bukan haknya,” tegasnya.
Komitmen Menag dalam memberantas praktik korupsi di lingkungan Kementerian Agama memang tidak main-main. Ia menyatakan siap menghadapi risiko yang mungkin timbul akibat langkah tersebut.
“Jika ada akibat yang timbul karena saya berbenah, saya siap apapun resikonya,” tegasnya mencerminkan tekad kuatnya untuk mewujudkan Kementerian Agama yang bersih dan berintegritas.
Larangan Kegiatan yang Mengganggu Kinerja Aparatur
Nasaruddin juga menyampaikan pesan lain kepada jajaran Kanwil Kementerian Agama Provinsi. Menag meminta pejabat tidak membiarkan pasangannya terlibat dalam kegiatan yang membebani APBN tanpa tujuan yang jelas.
Ia menegaskan, kegiatan seperti yang dilakukan Dharma Wanita Perempuan (DWP) harus sejalan dengan tugas kementerian, dan tidak mengganggu pekerjaan suami atau pasangan yang bekerja di Kementerian Agama.
“Kegiatan DWP boleh kami berikan, namun jangan sampai DWP mengganggu tugas suami,” jelas Nasaruddin.
Menag juga menyoroti peran staf khusus dan tenaga ahli di Kemenag. Ia menegaskan, mereka harus menjauhi proyek promosi atau permainan yang melibatkan data personel.
“Kami tidak mau mendengarkan staf khusus kami atau para ahli yang mendampingi kami membolak-balik lembar nomor personel,” tutupnya.
Jaringan NewsRoom.id
NewsRoom.id