NewsRoom.id – Iran dan Israel masih melanjutkan konflik berdarah mereka. Baru-baru ini, seperti dikutip Antaranews, militer Iran melaporkan adanya peningkatan jumlah korban jiwa.
Sebanyak empat tentara tewas akibat serangan udara Israel pada Sabtu, 26 Oktober 2024 dini hari. Serangan ini bermula dari klaim Iran bahwa Israel menggunakan wilayah udara Irak yang dikuasai Amerika Serikat (AS) untuk meluncurkan rudal jarak jauh. .
Serangan Rudal
Berdasarkan informasi resmi militer Iran, penyerangan dimulai sekitar pukul 02.30 waktu setempat atau sekitar pukul 06.00 WIB.
Jet tempur Israel menembakkan beberapa rudal jarak jauh. Yakni sekitar 100 kilometer di luar perbatasan Iran dengan menyasar sistem radar di provinsi Ilam dan Khuzestan, serta sekitar Teheran.
Sistem pertahanan udara Iran berhasil mencegat sebagian besar rudal, namun beberapa berhasil mencapai sasarannya. Hal ini menyebabkan kerusakan dan memakan korban jiwa di kalangan militer.
“Berkat respon cepat pertahanan udara kami, hanya terjadi kerusakan kecil pada beberapa sistem radar,” kata militer Iran. Beberapa radar telah diperbaiki, sementara lainnya masih dalam proses pemulihan.
tanggapan Iran
Iran mengutuk serangan Israel sebagai tindakan yang “ilegal dan tidak berdasar.” Mereka juga menuduh AS berperan dalam melakukan serangan tersebut dengan mengizinkan penggunaan wilayah udara Irak. “Tindakan ini memperburuk ketegangan regional dan AS harus menghentikan dukungannya terhadap agresi Israel.”
Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran, memberikan tanggapan tegas sehari setelah serangan tersebut. “Serangan ini tidak boleh dianggap enteng,” kata Khamenei pada Ahad, 27 Oktober 2024. Ia meminta angkatan bersenjata Iran menunjukkan kekuatan dan kesiapan menghadapi ancaman lebih lanjut.
Iran mengatakan pihaknya menegaskan haknya untuk menanggapi serangan itu “dengan cara yang tepat dan tepat waktu.” Mereka juga menyebut serangan Israel sebagai upaya mengguncang stabilitas regional di tengah konflik di Gaza dan Lebanon.
Selain itu, Iran memperingatkan bahwa jika serangan di masa depan menargetkan infrastruktur minyak atau fasilitas nuklir, mereka akan membalas dengan lebih keras. Beberapa opsi pembalasan, seperti memperkuat operasi kelompok pro-Iran di kawasan dan mengganggu pasokan energi global, juga sedang dipertimbangkan.
Saat ini militer Iran dalam keadaan siaga tinggi, terutama di sekitar fasilitas militer dan nuklir. Sistem pertahanan udara telah diperkuat selama beberapa minggu terakhir untuk mengantisipasi kemungkinan serangan lebih lanjut.
NewsRoom.id