NewsRoom.id – Gatot Nurmantyo memberikan pandangan pribadinya terkait dinamika kabinet yang dianggap sebagai 'Kuda Troya' dalam mempersiapkan pemimpin masa depan.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Pembahasan ini semakin relevan karena pernyataan-pernyataan mantan Panglima TNI Gatot yang mengancam memberikan sinyal tantangan serius bagi kabinet ke depan.
Kasus Tom Lembong disebut-sebut merupakan indikasi “kebusukan dari dalam” yang berpotensi mengguncang pemerintahan.
Dilansir dari Hops.ID melalui video YouTube Refly Harun pada Minggu 10 November 2024, dalam diskusi memperingati HUT Masyumi, Dr Ahmad Yani mengangkat isu gesekan kabinet yang menurutnya bisa berujung pada persiapan pergantian kepemimpinan.
“Kalau Bahlil berjabat tangan dengan Pak Prabowo, itu biasa saja. Tapi saat Gibran lewat, dia mencium tangannya. Ini mencerminkan pengakuan bahwa Gibran adalah sosok yang punya potensi luar biasa,” kata Gatot, menunjukkan sinyal politik yang semakin jelas. .
Gatot juga mengatakan, ancaman tersebut dinilai serius oleh pemerintah dan harus diperhitungkan oleh pemerintah.
“Jika kabinet tidak dapat bekerja secara efektif, hal ini dapat menjerumuskan negara ke dalam situasi yang lebih sulit,” katanya, seraya menyoroti risiko besar yang timbul dari ketidakstabilan dalam struktur kabinet.
Di antara isu yang mengemuka, kasus yang melibatkan Tom Lembong menjadi pusat perhatian.
“Ini bisa jadi contoh yang saya sebut pembusukan dari dalam. Kantor kejaksaan dan pemerintah nampaknya enggan membeberkan rincian lebih lanjut.
“Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai transparansi dan kredibilitas,” kata Gatot.
Analisis ini mencerminkan kekhawatirannya mengenai bagaimana gesekan di dalam kabinet dapat berdampak pada keamanan nasional.
Selain itu, Gatot menegaskan tantangan besar di bidang ekonomi dan politik tidak lepas dari dinamika internal kabinet.
“Negara ini berada di persimpangan jalan. “Jika kabinet tidak menunjukkan soliditas dan profesionalisme, ancaman bonus demografi yang disebutkan banyak ahli bisa menjadi bencana nasional,” ujarnya.
Pendapat ini mencerminkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan jumlah pekerja produktif dapat menjadi beban, bukan manfaat, jika tidak dikelola dengan baik.
Dinamika kabinet yang heterogen dan penuh tantangan di era ini menjadi topik perbincangan penting di berbagai forum.
“Forum seperti ini berperan dalam memberikan solusi yang dapat membantu pemerintah menghadapi tantangan yang ada,” pungkas Gatot.***
NewsRoom.id