Serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut pada Jumat malam menyebabkan kerusakan parah pada beberapa gedung di Universitas Lebanon, media pemerintah melaporkan, Anadolu Agency melaporkan.
Beberapa gedung fakultas dan laboratorium di kampus Rafik Hariri di kawasan Hadath mengalami kerusakan parah, Kantor Berita Nasional melaporkan pada hari Sabtu.
Bassam Badran, rektor universitas tersebut, mengatakan kepada wartawan bahwa institusi tersebut “akan tetap tangguh dalam menghadapi mesin perang Israel.”
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Serangan-serangan ini tidak akan menghalangi mereka untuk melanjutkan misi pendidikan dan pengabdian masyarakat,” tambahnya.
Badran mengatakan universitas memulai tahun akademik 2024-2025 beberapa hari yang lalu, menawarkan pembelajaran jarak jauh di semua cabang dan institutnya.
Kampus Rafik Hariri adalah salah satu kompleks terbesar Universitas Lebanon, menampung banyak fakultas, termasuk sains, teknik, kedokteran, farmasi, dan lain-lain.
Kampanye udara besar-besaran Israel di Lebanon telah berlangsung sejak akhir September terhadap apa yang diklaimnya sebagai sasaran Hizbullah, sebuah peningkatan peperangan lintas batas sejak dimulainya perang Gaza.
Lebih dari 3.100 orang tewas dan lebih dari 13.800 orang terluka dalam serangan Israel sejak Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan Lebanon.
Israel melancarkan serangan ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.
BACA: Israel mengklaim 43 roket ditembakkan dari Lebanon menuju Galilea, Teluk Haifa
Jaringan NewsRoom.id
Terkait
NewsRoom.id