Bandara 'Jauh Tertinggal' Dalam Teknologi Digital Komersial, Kata ACI World

Meskipun bandara telah melakukan investasi besar dalam transformasi digital—khususnya biometrik—untuk memastikan perjalanan yang lebih lancar, bandara “tertinggal jauh dalam penerapan teknologi digital komersial dibandingkan dengan ritel (domestik) dan perhotelan.”

Demikian pandangan badan industri global Airports Council International (ACI) dalam laporan baru yang diterbitkan bulan ini. Badan yang berbasis di Montreal, yang mewakili lebih dari 2.000 bandara, sedang mencoba memetakan arah bagi bandara-bandara dengan berbagai ukuran untuk meningkatkan pangsa pendapatan mereka dari sumber-sumber non-aeronautika seperti ritel, dan makanan dan minuman (F&B).

Tanpa investasi pada solusi digital komersial, toko-toko di bandara berisiko kehilangan relevansinya bagi konsumen, terutama generasi digital seperti Gen Z yang mengharapkan kesinambungan pengalaman dari offline ke online dan sebaliknya. “Kenyataan yang tidak menyenangkan adalah di sebagian besar bandara, persentase penumpang yang saat ini menggunakan produk dan layanan digital relatif kecil,” kata laporan setebal 81 halaman itu.

Ditulis oleh sejumlah pakar terpilih dari anggota dan mitra ACI, makalah ini mengkaji sembilan kerangka kerja digital yang ada, dari model platform seperti eBay, Uber, dan Airbnb; ke e-commerce lengkap seperti yang dipelopori oleh Amazon dan diadopsi secara luas di seluruh dunia oleh merek konsumen, misalnya Zara, dan pasar lain seperti Allegro di Polandia, dan pengganggu khusus seperti Duffle di bidang belanja perjalanan.

“Bandara tidak berbeda dengan merek-merek besar, namun banyak dari bandara tersebut belum menawarkan tingkat perjalanan digital yang diharapkan dan dialami konsumen dalam kehidupan sehari-hari mereka,” kata laporan tersebut. “Hasilnya hanya sebagian kecil penumpang yang terlibat dengan penawaran digital bandara. Sebagian besar keterlibatan dilakukan langsung dengan maskapai penerbangan. Ini adalah peluang besar bagi bandara untuk meningkatkan pendapatan tambahan.”

Menyelaraskan kebutuhan digital

Laporan ACI sejalan dengan temuan studi ritel perjalanan Kearney yang dirilis pada bulan Oktober yang juga menunjukkan adopsi teknologi yang cepat sebagai solusi utama untuk mencapai konversi penjualan yang lebih besar di toko-toko bandara.

Mengatasi masalah ini adalah penting. Kemarin, di Aviation-Event 2024 di Sofia, ibu kota Bulgaria, wakil direktur jenderal ACI Eropa, Morgan Foulkes, mengatakan bahwa dalam pemulihan pasar Eropa yang sangat tidak merata, pendapatan non-aeronautika telah menurun. Itu pendorong utama dalam menjaga stabilitas keuangan pascapandemi.

Foulkes mengatakan kepada para eksekutif industri dan media penerbangan: “Kami mengakhiri tahun 2023 dengan hanya 43% bandara Eropa yang memiliki jumlah penumpang yang pulih sepenuhnya (dibandingkan sebelum pandemi). Dari sisi keuangan, kita sudah mendekati masa sebelum Covid dengan hasil bersih yang positif sebesar €8 miliar dan hal ini terutama didorong oleh pendapatan non-aeronautika.”

Antara tahun 2019 dan 2023, pendapatan non-aeronautika, yang mencakup ritel dan makanan dan minuman, tumbuh sebesar 17% sementara aliran pendapatan yang lebih besar dari pendapatan penerbangan hampir tidak mengalami peningkatan, hanya tumbuh sebesar 2% selama periode tersebut. Namun, lingkungan operasional sangat menantang, dimana inflasi, kekurangan staf dan gangguan rantai pasokan telah mendorong kenaikan biaya sebesar 12% pada periode waktu yang sama.

Ini berarti bahwa fokus pada peningkatan ritel dan F&B, terutama melalui lensa teknologi digital, menjadi semakin penting sebagai cara untuk memberikan kompensasi kepada bisnis penerbangan ketika bisnis tersebut kembali berkembang.