Dalam perkembangan signifikan yang menggarisbawahi keseimbangan antara inovasi teknologi dan privasi pengguna, Apple telah menyetujui penyelesaian sebesar $95 juta. Resolusi tersebut menjawab tuduhan bahwa asisten yang mengaktifkan suara, Siri, secara tidak sengaja merekam percakapan pribadi pengguna tanpa izin selama satu dekade. Apple dengan keras membantah melakukan kesalahan apa pun di pengadilan dan sejak menyelesaikan kasus tersebut.
Penyelesaian tersebut, sambil menunggu persetujuan pengadilan, dapat membuat pemilik produk Apple yang berbasis di AS menerima kompensasi hingga lima perangkat yang mendukung Siri, asalkan mereka membuktikan di bawah sumpah bahwa aktivasi mereka tidak disengaja selama percakapan rahasia. Di tengah spekulasi seputar Apple yang menghentikan produksi perangkat Vision Pro yang telah lama ditunggu-tunggu, beberapa bulan ini merupakan bulan yang penuh gejolak bagi raksasa teknologi tersebut.
Latar Belakang Tuduhan Siri
Kontroversi ini dimulai pada Juli 2019, ketika seorang pelapor mengungkapkan bahwa Siri sering kali diaktifkan secara tidak sengaja, sehingga percakapan pribadi terekam. Rekaman ini kemudian ditinjau oleh kontraktor Apple untuk tujuan pengendalian kualitas. Penjaga melaporkan bahwa aktivasi yang tidak disengaja menangkap informasi sensitif, termasuk diskusi medis rahasia, urusan bisnis pribadi, dan momen pribadi yang lebih intim. Wartawan mencatat bahwa pemicu yang tidak disengaja adalah hal biasa, dengan suara yang tidak berbahaya seperti sambaran petir disalahartikan sebagai frasa bangun tidur “Hai Siri”.
Detail Penyelesaian Apple
Gugatan class action, yang dimulai setelah pengungkapan ini, telah mencapai puncaknya dengan penyelesaian, yang, sambil menunggu persetujuan hukum, dapat memberikan kompensasi kepada pemilik produk Apple yang berbasis di AS hingga $20 per perangkat untuk maksimal lima perangkat yang mendukung Siri. Perangkat yang memenuhi syarat mencakup iPhone, iPad, Apple Watch, MacBook, iMac, HomePods, iPod touch, dan Apple TV yang dimiliki atau dibeli antara 17 September 2014 dan 31 Desember 2024.
Untuk memenuhi syarat, pengguna harus membuktikan di bawah sumpah bahwa mereka secara tidak sengaja mengaktifkan Siri selama percakapan yang dimaksudkan untuk bersifat rahasia atau pribadi. Seperti yang ditunjukkan di Reuterspembayaran sebesar $95 juta setara dengan keuntungan sembilan jam bagi Apple, berdasarkan pendapatannya selama setahun terakhir. Banyak yang merasa jumlah kecil ini mungkin tidak memberikan efek jera di kemudian hari.
Banyak yang berkomentar bahwa pengacara yang bertindak atas nama penggugat dalam tuntutan hukum ini mungkin menerima sebagian dari jumlah total penyelesaian dalam bentuk biaya dan pengeluaran, sehingga secara keseluruhan pembayaran yang diterima oleh penggugat menjadi lebih kecil lagi.
Tanggapan Apple dan Perubahan Kebijakan Siri
Menanggapi tuduhan awal, Apple mengeluarkan permintaan maaf pada Agustus 2019 dan menghentikan sementara program pemeringkatan Siri. Perusahaan berjanji untuk menerapkan perubahan, termasuk tidak lagi menyimpan rekaman audio dan mengizinkan pengguna memilih untuk membagikan rekaman mereka untuk tujuan kontrol kualitas. Pada bulan Oktober 2019, dengan dirilisnya iOS 13.2, Apple memperkenalkan pengaturan yang memungkinkan pengguna menghapus riwayat Siri mereka dan memilih untuk tidak membagikan rekaman audio.
Implikasi Di Luar Siri Untuk Privasi Pengguna
Kasus ini menyoroti implikasi yang lebih luas dari teknologi yang diaktifkan dengan suara terhadap privasi pengguna. Meskipun asisten suara menawarkan kemudahan, mereka juga menimbulkan risiko ketika aktivasi yang tidak disengaja mengakibatkan rekaman dan potensi penyebaran percakapan pribadi. Fakta bahwa rekaman tersebut dapat diakses oleh kontraktor manusia memperburuk kekhawatiran tentang akses tidak sah terhadap informasi pribadi.
Penyelesaian ini juga menyoroti tantangan yang dihadapi pengguna dalam mengendalikan data pribadi mereka. Meskipun terdapat pengenalan fitur opt-in dan kemampuan untuk menghapus rekaman, banyak pengguna masih tidak menyadari pengaturan ini atau sejauh mana pengumpulan data oleh perangkat mereka. Situasi ini menggarisbawahi perlunya transparansi yang lebih besar dan pendidikan pengguna mengenai praktik privasi data.
Konteks Industri yang Lebih Luas
Apple bukan satu-satunya yang menghadapi pengawasan ketat atas masalah privasi asisten suara. Raksasa teknologi lainnya, termasuk Google dan Amazon, juga menghadapi tuduhan serupa terkait layanan aktivasi suara mereka. Khususnya, tuntutan hukum serupa sedang menunggu keputusan terhadap asisten suara Google di pengadilan federal di San Jose, California, yang menunjukkan bahwa kekhawatiran mengenai perekaman yang tidak disengaja dan privasi data merupakan tantangan industri yang luas. Firma hukum yang mewakili penggugat dalam kasus ini sama dengan firma hukum dalam kasus Apple.
Penyelesaian senilai $95 juta ini berfungsi sebagai pengingat akan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan pentingnya melindungi privasi pengguna. Ketika asisten yang diaktifkan dengan suara seperti Siri dari Apple semakin terintegrasi ke dalam kehidupan kita sehari-hari, penting bagi perusahaan teknologi untuk memprioritaskan praktik data yang transparan dan memberdayakan pengguna dengan kendali atas informasi pribadi mereka. Kasus ini menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan di era digital, ketika kenyamanan teknologi harus mempertimbangkan privasi dan hak persetujuan.
NewsRoom.id