Keluarga tersebut berkumpul untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama, menyeruput coklat panas manja – beberapa di antaranya mendapat perhatian – sebelum pergi ke pertunjukan Disney On Ice di UBS Arena yang berdekatan. Adegan inilah yang menjadi awal kunjungan pertama saya ke Belmont Park Village yang membangkitkan rasa keakraban. Seluruh pengalaman ini mengingatkan kita pada tempat serupa, Bicester Village, yang terletak di Oxfordshire, Inggris: Ramah keluarga namun tetap mewah. Parkir gratis, layanan luar biasa, dan detail cermat seperti toilet yang dirancang dengan indah membuat pengunjung terkesan bahkan di hari yang sangat dingin.
Di antara kerumunan tersebut terdapat seorang turis asal Inggris yang melakukan perjalanan bisnis namun terinspirasi oleh Tiktok untuk mengambil jalan memutar yang signifikan untuk menjadi salah satu pembeli pertama di Belmont Park. Setelah perjalanan belanja yang sukses, dia merenung, “Saya tidak sabar menunggu kunjungan berikutnya.” Sentimen tersebut mencerminkan perkembangan yang lambat namun pasti dari apa yang dapat menjadi landmark dalam lanskap ritel New York – sebuah destinasi yang menghormati komunitas sekaligus mengundang merek dan audiens global untuk menjadi bagian dari kisahnya.
Model baru untuk new york
Belmont Park Village menawarkan babak baru bagi ritel di kota yang identik dengan fashion dan perdagangan. Terletak di Elmont, New York, destinasi ini mewakili bisnis Amerika Utara pertama yang dijalankan oleh The Bicester Collection, pemimpin global dalam gerai perbelanjaan mewah.
The Village mengambil inspirasi dari estetika New York yang kaya dan beragam, memadukan pengaruh atmosfer industri SOHO yang tegang hingga kecanggihan angin sepoi-sepoi. Integrasi desain yang cermat ini memastikan ruangan terasa khas lokal sambil memanfaatkan keahlian global dari perusahaan induknya.
Yang membedakan Belmont Park adalah fokusnya dalam memberikan pengalaman lebih dari sekedar diskon. Dengan lebih dari 150 butik – menawarkan diskon hingga 65% untuk koleksi musim sebelumnya – Belmont Park mengutamakan kurasi dan kualitas. Merek seperti Vivienne Westwood, Missoni, dan Thom Browne termasuk di antara merek yang meluncurkan butik off-price pertama mereka di AS, yang menunjukkan daya tarik pedesaan bagi konsumen dan label mewah.
Tiktok dan keunggulan digital
Pengaruh Tiktok dalam meningkatkan lalu lintas pejalan kaki menjadi bukti pemahaman Belmont Park terhadap konsumen masa kini. Sama seperti penemuan Bicester Village sebagai destinasi digital, Belmont Park menyadari bahwa penyampaian cerita dan interaksi online dapat membuahkan hasil nyata di toko tersebut. Media sosial memungkinkan desa untuk terhubung dengan audiens yang lebih muda dan memahami teknologi yang mencari nilai tanpa mengorbankan gaya.
Hal ini tidak hanya untuk mendorong pariwisata global – tetapi juga untuk menjadikan Belmont Park sebagai destinasi yang disukai warga lokal. Daya tariknya terletak pada penciptaan ruang di mana warga New York dapat menikmati layanan luar biasa, parkir gratis (jarang terjadi di kawasan ini), dan pengalaman yang terasa istimewa seperti berwisata ke pusat kemewahan Manhattan.
Retail yang menghargai masyarakat
Belmont Park Village bukan hanya tentang kemewahan; Ini tentang integrasi yang serius ke dalam wilayah lokal. Terletak di dekat Belmont Stakes dan arena Pacuan Kuda UBS yang ikonik, pengembangan ini dibangun berdasarkan sejarah kawasan sekaligus menghadirkan pengalaman ritel modern. Mulai dari desainnya yang berwawasan lingkungan, diperolehnya sertifikasi BREAM (Metode Penilaian Lingkungan Badan Penelitian Bangunan), hingga perpaduan fesyen, kuliner, dan rekreasi, desa ini memberikan keseimbangan antara ambisi dan rasa hormat masyarakat.
Pertimbangan ini tercermin dalam fasilitasnya: mulai dari berbelanja secara handsfree hingga pilihan tertentu seperti Ladurée dan Le Botaniste, Belmont Park terasa seperti jalan-jalan seharian, bukan sekadar perjalanan berbelanja. Kehadiran layanan dan ruang yang ramah keluarga memastikan bahwa kota ini menarik bagi semua demografi, dan semakin memperkuat perannya sebagai pusat lokal.
Membentuk masa depan ritel
Belmont Park Village lebih dari sekedar tujuan ritel; Ini adalah studi kasus tentang cara beradaptasi dan mengembangkan pengecer fisik. Di dunia yang semakin didominasi oleh e-commerce, Village menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk toko fisik—tetapi hanya jika mereka bisa menawarkan sesuatu yang tidak bisa ditawarkan oleh belanja online.
Tren utama bertemu di sini:
- Ritel berdasarkan pengalaman: Pembeli ingin kunjungan mereka berkesan dan bernilai waktu.
- Keberlanjutan: Kesadaran lingkungan tidak lagi menjadi pilihan dalam pembangunan baru.
- Fokus pada komunitas: suatu destinasi akan berkembang jika destinasi tersebut menjadi bagian integral dari wilayahnya, bukan dipaksakan.
Konsep global yang ditingkatkan secara lokal
Yang membuat destinasi ini menarik adalah kemampuannya memadukan keahlian global dan sensitivitas lokal. Pengalaman Bicester Collection di Eropa dan Asia memberikan landasan, namun desain pedesaannya terasa khas New York. Keseimbangan ini mungkin menjadi rahasia kesuksesannya di masa depan.
Belmont Park Village masih dalam tahap awal, namun bahan-bahannya sudah siap menjadi kisah sukses ritel. Ketika merek terus bergabung dan pengunjung berbagi pengalaman mereka secara online, momentumnya akan semakin besar. Untuk saat ini, hal ini merupakan pengingat akan apa yang mungkin terjadi ketika ritel berkembang untuk memenuhi permintaan konsumen modern – namun tetap bertahan di wilayah yang dilayaninya.
NewsRoom.id