Presiden Prabowo Subianto memimpin pertemuan terbatas dengan sejumlah menteri kabinet merah dan putih di Istana Merdeka, Jakarta, pada hari Jumat, 7 Maret 2025. (Foto: BPMI Setpres)
Presiden Prabowo Subianto memimpin pertemuan terbatas dengan sejumlah menteri kabinet merah dan putih di Istana Merdeka, Jakarta, pada hari Jumat, 7 Maret 2025, yang membahas rencana untuk membentuk Koperasi Desa Merah dan Putih. Menteri Koperasi Buni Arie Setiadi mengatakan bahwa koperasi Desa Merah dan Putih dirancang sebagai solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan dan mengatasi masalah ekonomi di pedesaan.
“Keberadaan Koperasi Desa Merah dan Putih, yang pertama adalah untuk kepentingan komunitas desa. Karena di Koperasi Desa Merah dan Putih, adalah untuk memecahkan rantai kemiskinan di desa dan juga bagaimana komunitas desa dapat meningkatkan pendapatan mereka,” kata Budi Arie dalam pernyataannya kepada kru media setelah pertemuan.
Selain itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menekankan bahwa desa memiliki peran strategis dalam ekonomi nasional. Dia menyebutkan bahwa 44 persen populasi Indonesia masih tinggal di desa, dan tanpa intervensi yang tepat, desa dapat mengalami kemunduran ekonomi seperti yang terjadi di negara -negara maju.
“Di Jepang, 84 persen atau 86 persen tinggal di kota. Desa ini ditinggalkan, meskipun desa ini dapat menjadi kontributor pertumbuhan ekonomi, menjadi pusat ekonomi. Ya, sebelum terlambat, kami memperkuat desa,” kata Tito.
Selain menjadi sepeda motor yang menggerakkan ekonomi desa, koperasi Desa Merah dan Putih juga diharapkan dapat mengatasi perbudakan pinjaman online (pinjaman), perantara, dan pemberi pinjaman yang telah membebani komunitas desa. Budi Arie menekankan bahwa koperasi ini akan memberikan akses yang lebih sehat dan adil ke komunitas desa.
“Presiden disampaikan koperasi Desa Merah dan Putih untuk memutuskan hiu pinjaman, perantara, pinjaman online yang menjerat dan menjadi sumber kemiskinan di desa -desa. Dengan koperasi Desa Merah dan Putih, salah satunya memiliki unit penghematan dan pinjaman, komunitas desa jauh lebih terbantu dalam hal dana dan juga tidak terperangkap dalam lingkaran denyawan,” ia jauh lebih terbantu dalam hal dana dan juga tidak tertangkap basah dalam avious.
Menteri Dalam Negeri Tito juga menambahkan bahwa koperasi desa ini akan hadir sebagai perwakilan negara untuk melindungi komunitas desa dari sistem pinjaman informal yang tidak memiliki mekanisme perlindungan hukum. “Koperasi ini hadir sebagai mewakili negara. Negara hadir untuk menyelamatkan mereka. Menentukan untuk tidak bergantung pada pinjaman, perantara, pemberi pinjaman yang tidak dapat diperhitungkan secara hukum,” tegasnya.
Sebagai bagian dari Program Nasional, pemerintah akan memberikan dukungan penuh untuk koperasi ini. Salah satu bentuk dukungan adalah melalui pembiayaan dari Bank Himbara, yang diharapkan memberikan pinjaman RP5 miliar untuk setiap koperasi desa yang akan digunakan untuk membangun fasilitas pendukung seperti gudang penyimpanan, penyimpanan dingin, unit tabungan dan pinjaman, ke klinik desa.
Tito juga mengatakan bahwa pemerintah akan segera melakukan sosialisasi kepada kepala desa, peralatan desa, dan asosiasi terkait sebagai tindak lanjut dari pertemuan terbatas ini. Ini untuk memastikan pemahaman yang seragam tentang program ini.
“Kami akan berdialog dengan Friends of the Village Head, Asosiasi Kepala Desa, Asosiasi Peralatan Desa, Asosiasi Badan Pereklian Desa sehingga mereka benar -benar memahami pemikiran Presiden dan ini adalah semua kepentingan bersama. Itu harus menguntungkan desa,” kata Tito.
Melalui koperasi Desa Merah dan Putih, pemerintah berharap bahwa desa dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang independen, tidak hanya untuk menjaga ketahanan pangan, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Program ini juga diharapkan direalisasikan di semua desa di Indonesia dalam waktu dekat. (BPMI SetPres)
NewsRoom.id