Gaza, (pic)
Seorang gadis muda Palestina mati kelaparan di Jalur Gaza sehubungan dengan kelaparan dan kurangnya nutrisi yang dikembangkan oleh Perang Israel yang sedang berlangsung di Enclave sejak 7 Oktober 2023, sebuah sumber medis Palestina di Jalur Gaza yang diumumkan pada Selasa malam.
Seorang pejabat medis di Rumah Sakit Al-Aqsa Martir mengkonfirmasi bahwa Mekah Al-Gharabli meninggal karena kelaparan dan kekurangan gizi yang parah, menaikkan korban tewas dari kebijakan kelaparan Israel menjadi 148 kasus, termasuk 89 anak.
Pada hari Senin, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa Rumah Sakit Gaza telah mencatat 14 kematian baru dalam waktu 24 jam karena kelaparan dan kekurangan gizi, termasuk dua anak yang kelelahan karena kelaparan.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa lebih dari 260.000 anak di bawah usia lima tahun di Gaza menderita kekurangan gizi akut, menempatkan kehidupan mereka pada risiko yang akan terjadi.
Dalam beberapa hari terakhir, kritik internasional terhadap kebijakan kelaparan Israel telah meningkat, karena lebih dari dua juta warga Palestina di hadapan kantong -kantong sekitarnya yang telah membunuh lusinan hanya dalam hitungan hari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pada hari Minggu bahwa kekurangan gizi di Gaza telah mencapai “tingkat yang mengkhawatirkan”, dengan mengatakan, “Gaza mengalami kekurangan gizi parah yang ditandai dengan peningkatan kematian tajam Juli ini.”
Yang mencatat bahwa dari 74 kematian yang terkait dengan kekurangan gizi yang dicatat pada tahun 2025, 63 terjadi bulan ini, termasuk 24 anak di bawah lima dan 38 orang dewasa.
Direktur Jenderal WHew Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak makanan dan narkoba langsung ke Gaza untuk menghentikan kematian yang terkait dengan blokade Israel.
Dalam sebuah posting pada X Selasa, ia menulis, “Kelaparan, kekurangan gizi, dan penyakit di Gaza mendorong lonjakan kematian.”
Dia menekankan kebutuhan mendesak akan makanan skala besar dan bantuan medis untuk mencegah penurunan lebih lanjut, merujuk pada IPC (Laporan Klasifikasi Keamanan Pangan Terpadu) yang memperingatkan bahwa Gaza menghadapi “skenario kasus terburuk.”
Tedros menegaskan kembali seruannya untuk gencatan senjata, dengan mengatakan, “Kelaparan, kekurangan gizi, dan penyakit menyebabkan peningkatan kematian terkait kelaparan. Damai adalah obat terbaik!”
Sejak 7 Oktober 2023, genosida yang didukung oleh AS Israel telah membunuh atau melukai lebih dari 205.000 warga Palestina, kebanyakan dari mereka wanita dan anak -anak, sementara lebih dari 9.000 tetap hilang. Ratusan ribu orang mengungsi, dan kelaparan terus mengklaim kehidupan, termasuk lusinan anak.
Jaringan risalahpos.com
NewsRoom.id