– Pendiri Trans Corp Chairul Tanjung memastikan acara Xpose Uncensored dan acara lain yang menyerang NU tidak lagi ada di Trans7.
Hal itu ia sampaikan saat mendatangi Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo Kediri, Kamis (23/10).
Chairul Tanjung mengatakan ada beberapa hal yang dibicarakan, yakni tuntutan pihak Pondok Pesantren Lirboyo Kediri agar pihak yang bertanggung jawab atas siaran tersebut diberikan sanksi tegas.
Dalam artian pemecatan dan sudah kita lakukan. Yang bertanggung jawab sudah dipecat, ujarnya, dikutip Jumat (24/10).
Bos Trans7 itu juga mengungkapkan rumah produksi (PH) yang memproduksi acara ini telah memutuskan kerjasamanya.
Oleh karena itu, pertunjukan ini dihentikan atau tidak ditayangkan selamanya.
Selain itu, bagaimana Trans7 bisa benar-benar memperhatikan acara-acara yang dirancang tak terkecuali amal di pesantren?
Pihaknya siap memberikan saksi berupa pemecatan bagi mereka yang melanggar.
“Selanjutnya kami juga akan menayangkan program khusus berupa pesantren hingga pesantren yang berkaitan dengan menonjolkan kebaikan pendidikan dan sejarah pesantren agar masyarakat secara umum memahami keindahan dan keunggulannya,” jelasnya.
CT berharap dengan berkumpulnya ini semua bisa kembali tenang, situasi kembali kondusif sehingga bisa menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.
“Hari ini kita menjaga kebersamaan ummat. Oleh karena itu, kita berharap ummat Islam dapat bersatu dan membangun bangsa ini menjadi bangsa yang lebih maju, sejahtera dan berkeadilan,” kata CT.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, KH Oing Abdul Muid menyatakan, CT datang ke pesantren tersebut untuk meminta maaf.
“Kunjungan ke Pondok Pesantren Lirboyo ini tujuan utamanya adalah menjenguk KH Anwar Manshur, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo. Kedatangannya untuk menyampaikan permintaan maaf terkait penayangan program Trans7 Xpose Uncensored pada 13 Oktober 2025,” jelasnya.
Chairul Tanjung didampingi Direktur Utama PT Trans Digital Media (Datik Network) Abdul Aziz dan Prof Muh Nuh.
Mereka menemui KH Anwar Manshur dan KH Abdullah Kafabihi Mahrus untuk meminta maaf.
NewsRoom.id









