Konferensi ini mempertemukan para akademisi, praktisi dan peneliti dari berbagai negara seperti Sudan, Malaysia, Singapura, Thailand, Jerman dan Taiwan. Ketua Pelaksana Sovia Rosalin menekankan pentingnya kolaborasi lintas negara untuk mempercepat inovasi di bidang kewirausahaan digital. “Dengan teknologi AI, kita dapat membuka peluang tanpa batas bagi generasi muda untuk menjadi wirausaha kreatif yang tangguh di pasar global,” kata Sovia. Diungkapkannya juga bahwa acara ini fokus pada penguatan jejaring internasional sebagai bagian dari program internasionalisasi UB.
Diskusi mendalam selama konferensi menyoroti berbagai strategi tentang bagaimana AI dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi bisnis sekaligus mengembangkan ide-ide kreatif. Namun para pembicara juga mengingatkan perlunya menyeimbangkan penggunaan teknologi dan pengembangan kemampuan berpikir kritis dan inovatif. Dalam hal ini, para pendidik dan lembaga pendidikan vokasi diberi peran strategis untuk menghasilkan lulusan yang mampu memanfaatkan AI sebagai alat kreativitas dan solusi bisnis.
ICASVE 2025 di Fakultas Vokasi UB juga diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah dan perguruan tinggi untuk mendukung pengembangan pendidikan vokasi yang terintegrasi dengan teknologi AI. “Kami ingin konferensi ini menjadi momentum untuk mempersiapkan ekosistem pendidikan dan kewirausahaan yang relevan dengan tuntutan era digital,” pungkas Kholid.
Dengan selesainya konferensi ICASVE 2025, Fakultas Vokasi UB semakin mengukuhkan posisinya sebagai pionir inovasi pendidikan vokasi yang mengedepankan sinergi antara teknologi, kreativitas dan kewirausahaan untuk masa depan yang lebih cerah. ***
Agensi Digital JetMedia
NewsRoom.id











