Jokowi-Luhut Harus Diusut Terkait Tuduhan Korupsi Whoosh

- Redaksi

Minggu, 26 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

– Penyidik ​​Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus memeriksa mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi dan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terkait dugaan korupsi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) alias Whoosh.

Peneliti media dan politik Buni Yani menilai dugaan korupsi proyek Whoosh cukup besar. Perbedaan mencolok terlihat antara biaya per kilometer di Tiongkok dengan biaya yang dikeluarkan di Indonesia.

Biaya per kilometer Whoosh di Indonesia mencapai 52 juta dolar AS, tiga kali lipat dari perkiraan di China yang hanya 17-18 juta dolar AS. Selisih ini menimbulkan dugaan kuat adanya penyelewengan dana, kata Buni Yani, dikutip dari akun Facebook pribadinya, Minggu 26 Oktober 2025.

Menurut Buni Yani, untuk menjawab kecurigaan masyarakat, diperlukan penyelidikan yang menyeluruh dan transparan. Pengungkapan fakta akan membuktikan apakah pembengkakan biaya disebabkan oleh inefisiensi, salah urus, atau memang ada unsur korupsi.

Semua pihak menunggu langkah nyata KPK untuk menjaga kepercayaan masyarakat, kata Buni Yani.

Buni Yani melanjutkan, proyek Whoosh sepanjang 142 km menuai banyak permasalahan karena sejak awal dan ada indikasi kuat tercemar korupsi. Bahkan Luhut Binsar Pandjaitan yang pada era Jokowi dijuluki “Menteri Segala Urusan” dan berperan sangat penting dalam proyek KCJB, mengaku dirinya dan tim menerima kondisi proyek KCJB yang “busuk”.

“Harusnya KPK memanggil Luhut atas keterangannya. Kalau busuk, kenapa proyek dilanjutkan?” pungkas Buni Yani



NewsRoom.id

Berita Terkait

Bintang di Bebek memproyeksikan susunan pemain
Lakers akhirnya menanggapi seruan JJ Redick untuk melakukan perubahan, dengan bangkit untuk mengalahkan Jazz
Saran bagi dua aktivis TSK untuk meminta maaf kepada Jokowi
WNA Ilegal China Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang
50 Cent di Sean “Diddy” Menjelajahi Keterlibatan Dokumen Netflix
Kedengarannya Seperti Ombak di Laut
Kelakuan kejam Bripka AS dan Suyitno saat membunuh Faradila, mahasiswa UMM, terungkap dari fakta tersebut
Pandangan berbeda Texas A&M dalam menjalankan turnamen bola voli NCAA