– Pertanyaan mengenai manfaat ekonomi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh bagi negara berujung pada pemecatan Andrinof Chaniago dari jabatannya sebagai Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2015.
Andrinof menceritakan pengalamannya dalam siaran podcast di saluran YouTube Lider Channel TV, dikutip Senin, 27 Oktober 2025.
“Bagi saya ini sangat bersejarah, bagi saya pribadi,” kata Andrinof.
Diakuinya, pemecatan Jokowi dari jabatan Menteri Bappenas oleh Jokowi tidak akan dilupakan begitu saja, karena menyangkut isu yang belakangan ini mengemuka di masyarakat.
“Kenapa bersejarah sekali? Tanggal 12 Agustus itu hari saya reshuffle di malam hari. Tapi dari jam 10 pagi sampai jam 12 pagi saya mendapat delegasi besar dari tim Whoosh China,” jelasnya.
Tim delegasi China Whoosh, jelas Andrinof, menemuinya untuk kedua kalinya, selain kunjungan Dubes China pada tahun 2015 dalam rangka meloloskan proyek yang digadang-gadang oleh Jokowi.
“Saya tahu, tidak mungkin mengatakan tidak, proyek ini untuk pihak China. Karena kita sudah dijebak, oleh tim kita yang mewakili pemerintah di sana, terjebak dalam agenda setting one-on-one talk Presiden Xi Jinping dan Presiden Jokowi,” ujarnya.
Mantan tim Jokowi pada Pilpres 2014 ini menyatakan, bahan diskusi yang digunakan tim delegasi Tiongkok untuk berbicara kepada setiap kantor kementerian dan lembaga pemerintah di Indonesia, bahwa proyek Whoosh merupakan hasil diskusi antara Presiden Xi Jinping dan Presiden Jokowi.
“Ibarat semua kementerian dan lembaga di-lockdown. Saya yakin juga termasuk KSP yang waktu itu dipimpin Pak Luhut. Nah, ini terakhir kali bapak datang ke saya. Mungkin yang kedua kali datang,” jelasnya.
Sebagai Menteri Bappenas saat itu, Andrinof mengaku sudah membuat rencana untuk menghitung ulang pelaksanaan proyek Whoosh, guna menghindari terjadinya kerugian negara.
Baik itu risiko investasi, atau segala macam risiko lingkungan hidup. Maka saat itu saya bilang ke delegasi ya, kajiannya akan kita selesaikan,” jelasnya.
“Yang saya maksud ini meluangkan waktu, supaya nanti Presiden punya materi, memberi arahan kepada kementerian/lembaga terkait, kalau negosiasi di level teknis, termasuk BUMN lho, ini yang tidak boleh diajukan, atau disetujui, termasuk misalnya. Kita harus melindungi risiko jangka panjang, risiko bisnis. Maksud saya begitu,” ujarnya.
Namun kabar dirinya justru mendapat pemanggilan ke Istana oleh Jokowi, usai selesai melakukan pertemuan dengan tim delegasi Whoosh, hingga akhirnya diambil keputusan untuk memberhentikannya dari jabatan Menteri Bappenas yang saat itu belum genap setahun bekerja.
“Saya ingat waktu itu istirahat jam 12, biasanya jam makan siang, sholat, jam 2 saya rapat lagi, kumpul teman-teman Bappenas yang latar belakang ekonomi. Karena saya ingin memberi arahan, dan mengajak mereka memikirkan kembali konsep pembangunan ekonomi yang berkualitas, berkelanjutan,” ujarnya.
“Terus sekitar jam 5 sampai jam 6 ada telepon dari Istana, lalu ada telepon lagi, belum sempat saya jawab, ada pesan untuk datang ke Istana, nanti magrib saya ke Istana. Dan terjadilah kejadian (reshuffle),” kata Andrinof.
NewsRoom.id









