-Pengaruh mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi pada perjalanan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto jika terus menguat akan memperburuk sistem demokrasi Indonesia di masa depan.
Hal tersebut tercatat dalam analisis data berdasarkan Artificial Intelligence Democracy and Election Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia yang bekerja sama dengan lembaga konsultan Binocular Media Monitoring.
Direktur Eksekutif DEEP Indonesia Neni Nur Hayati menjelaskan, analisis kolaboratif memperoleh sentimen masyarakat terkait pemberitaan di media siber, cetak, dan elektronik serta perbincangan di media sosial X, Facebook, Instagram, Youtube, dan Tiktok.
“Ada 10 tokoh yang selalu menjadi pemberitaan di media mainstream,” kata Neni kepada RMOL, Senin 27 Oktober 2025.
Neni menuturkan, dari 10 sosok yang selalu disorot pemberitaan, Jokowi berada di peringkat ketiga, setelah Presiden Prabowo di peringkat pertama dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di peringkat kedua.
Urutan berikutnya adalah Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, mantan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Budi Gunawan, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Tohir.
Namun dari 10 sosok yang paling banyak dibicarakan publik akibat masifnya pemberitaan dan informasi di berbagai platform digital, sosok Jokowi yang berada di peringkat ketiga berpotensi memberikan dampak buruk bagi Presiden Prabowo.
Tingginya perbincangan publik mengenai Joko Widodo yang menduduki peringkat ketiga dalam isu politik demokrasi menunjukkan bahwa pengaruh dan pandangan Joko Widodo terhadap pemerintahan baru masih menjadi ancaman serius bagi demokrasi, kata Neni.
NewsRoom.id









