– Seorang sopir bus pick up sekolah dilaporkan ke polisi karena menganiaya siswa kelas 1 SD, di Pandeglang, Banten.
Kasus ini pun menjadi viral setelah diunggah di media sosial. Seperti yang terlihat di akun Instagram @ameeragladys25.
Jadi cerita dan kronologisnya seperti ini. Anak saya bersekolah di kawasan Kadu Suluh, Menes, Pandeglang, katanya, dikutip Sabtu (11/1/2025).
Konon, setiap hari, anak (7) itu dibawa dari rumah ke sekolah, hingga terungkap kejadiannya, pada 10 Oktober 2025.
“Anak saya kelas 1 SD, umurnya sekitar 7 tahun, perempuan, setiap hari berangkat sekolah memakai seragam muslim dan berjilbab,” jelasnya.
Seperti biasa, sepulang sekolah sang ibu mengganti pakaian putrinya. Ia terkejut mendengar pengakuan putrinya.
“Anak saya bercerita, Pak Adi (nama sopir pick up yang biasa menjemput anak saya) menurunkan celana anak saya,” ujarnya.
Tak hanya itu, pelaku juga mempermainkan jari telunjuk tangan kirinya ke arah kemaluan gadis cilik tersebut saat mengemudikan mobil.
Parahnya, ia menghentikan mobilnya dan menyuruh gadis kecil itu untuk berbaring di dalam mobil, dan melanjutkan perbuatan bejatnya.
“Saya perkirakan kejadiannya antara 15-20 menit… sekitar jam setengah 3 anak saya sudah sampai di rumah,” jelasnya.
Kasus ini kemudian dilaporkan ke polisi setempat.
Menanggapi laporan dugaan pencabulan, Kepala PPA Satreskrim Polres Pandeglang, Ipda Widianto membenarkan hal tersebut.
“Iya, pelakunya (diduga) sopir sekolah. Sudah ditindaklanjuti,” ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, siswa Kelas 1 SD tersebut diketahui bersekolah di SDIT ICMA Pandeglang, Banten.
Melalui akun media sosial Instagram @sditicma.official, mereka mengklarifikasi bahwa pemilik akun tersebut bukanlah orang tua siswa.
Namun mereka membenarkan dugaan kejadian tersebut.
Dikatakan, saat ini pihak sekolah telah berkoordinasi dengan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pandeglang.
“Untuk menjaga keamanan dan ketenangan kolektif, pihak sekolah menghentikan seluruh aktivitas pengemudi,” jelasnya.
Lebih lanjut, pihak sekolah meminta orang tua murid mempercayai kasus yang sedang diproses polisi.
“Kami mohon dukungan dan kerja sama seluruh orang tua untuk tetap tenang dan percaya pada proses hukum ini,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian setempat masih belum bisa memastikan perkembangan kasus tersebut.
NewsRoom.id









