– Momen tak biasa antara Perdana Menteri (PM) Jepang Sanae Takaichi dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto menjadi sorotan publik dunia.
Peristiwa ini terjadi di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 di Gyeongju, Korea Selatan, Jumat (31/10/2025) waktu setempat.
Dalam video yang beredar di media sosial, Takaichi terlihat spontan menggerakkan kursi rodanya mendekati Prabowo yang duduk di sebelahnya.
Video yang merekam kedekatan Prabowo dengan ibunda PM Jepang itu pun langsung viral di Indonesia.
Detik-detik PM Jepang Mendekati Prabowo
Awalnya, Prabowo tampak fokus mempelajari dokumen-dokumen di mejanya, dengan tulisan negara “Indonesia” terpampang di depannya.
Tak lama kemudian, Takaichi yang duduk di sisi kanan memandang ke arah Prabowo, lalu mendorong kursinya mendekat.
Menyadari hal tersebut, Prabowo langsung berbalik dan memberi hormat kepada pemimpin Jepang tersebut.
Takaichi membalasnya dengan senyuman ramah, lalu keduanya terlihat mengobrol singkat sambil menunjuk beberapa dokumen di atas meja.
Momen interaksi tersebut tak pelak memunculkan berbagai spekulasi di dunia maya, mulai dari isu diplomasi ekonomi hingga pembicaraan bilateral ringan antara Indonesia dan Jepang.
̵
Inikah cinta yang menghiasi cerita manusia… pic.twitter.com/UloGGuaREs
— LuckyLucky (@luckylucky0971) 1 November 2025
Membahas Ekonomi Inklusif dan Greedynomics
Sementara itu, pada forum APEC, Presiden Prabowo menekankan pentingnya penguatan kerja sama ekonomi yang adil, terbuka, dan inklusif di kawasan Asia-Pasifik.
“Indonesia berkomitmen terhadap sistem perdagangan multilateral berbasis aturan dengan WTO sebagai intinya. Hal ini penting agar semua pihak dapat bersaing secara setara,” kata Prabowo dalam pidatonya di hadapan para pemimpin ekonomi dunia.
Ia juga menegaskan, pertumbuhan ekonomi yang tidak inklusif justru dapat memicu kesenjangan dan konflik antar negara.
“Pertumbuhan yang tidak inklusif adalah pertumbuhan yang memecah belah,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Prabowo, inklusivitas harus menjadi pedoman bersama.
“APEC harus memastikan manfaat perdagangan dan investasi dapat dirasakan oleh semua pihak,” jelasnya.
Di sisi lain, di hadapan para pemimpin dan delegasi negara-negara anggota forum ekonomi Asia-Pasifik, Prabowo juga menyebut bahayanya ekonomi serakah alias ekonomi keserakahan yang bisa menghambat pertumbuhan global.
Menurutnya, dunia saat ini tidak hanya dihadapkan pada permasalahan ekonomi.
Namun juga ancaman keserakahan yang diwujudkan dalam berbagai bentuk kejahatan, seperti korupsi, penyelundupan, penipuan, dan tindak pidana transnasional seperti perdagangan manusia dan narkoba.
“Di Indonesia, kami bekerja keras untuk memerangi korupsi, penipuan, dan berbagai praktik ekonomi serakah yang menjadi penghambat pertumbuhan sejati,” kata Prabowo.
Prabowo menilai fenomena keserakahan bukan hanya menjadi permasalahan satu negara saja, melainkan tantangan global yang memerlukan komitmen bersama untuk mengatasinya.
“Kita semua menghadapi tantangan besar – korupsi, penyelundupan, dan penipuan. Oleh karena itu, kerja sama antar negara anggota APEC sangat penting. Penyelundupan lintas batas hanya akan merugikan perekonomian kita bersama,” tegasnya.
NewsRoom.id








