– Pengamat politik Prof Ikrar Nusa Bhakti mengisyaratkan niat Ketua Umum (Ketum Projo) Pro Jokowi, Budi Arie Setiadi, menjadi politikus Partai Gerindra bukanlah niat pribadinya.
Prof Ikrar seperti dikutip podcast pribadinya, Ikrar Nusa Bhakti di Jakarta, Senin, 3 November 2025, rencana Budi Arie tentu menimbulkan tanda tanya publik.
“Benarkah Projo akan benar-benar mandiri bergabung ke Partai Gerindra atau ini bagian dari politik Joko Widodo?” katanya.
Pertanyaan selanjutnya, kata dia, apakah ini sikap politik Jokowi sehingga pada akhirnya semua ormas pendukungnya mengalihkan dukungannya ke Prabowo-Gibran.
“Hal ini terlihat dari pernyataan politik Kongres Projo III pada Minggu,” ujarnya.
Dalam pernyataan Budi Arie, kata dia, rupanya masih ada kata-kata yang mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran hingga tahun 2029.
“Bukan berarti Projo meninggalkan Jokowi atau keluarga Jokowi sepenuhnya,” ujarnya.
Jadi yang ingin saya sampaikan di sini, di mata saya, Projo hanya bermain-main dengan kata-kata seolah-olah akan lepas dari Jokowi, ujarnya.
Padahal, kata Ikrar, saat Kongres III Projo digelar, Projo tetap meminta kehadiran mantan Presiden Jokowi.
“Seperti yang saya sampaikan tadi, Jokowi tidak mengajukan banding tetapi juga memerintahkan seluruh organisasi pendukungnya, untuk kemudian mendukung Prabowo-Gibran dua periode,” ujarnya.
Menurut Prof Ikrar, bukan tidak mungkin dukungan tersebut merupakan taktik politik Jokowi agar Gibran tetap berada di pemerintahan dan kembali menjadi pendamping Prabowo di Pilpres 2029.
Artinya pada tahun 2029 (Gibran) juga akan ikut serta dalam kontestasi Pilpres tahun itu, ujarnya. ***
NewsRoom.id









