– Wacana penggunaan dana sitaan hasil tindak pidana korupsi untuk membayar utang proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh kembali menjadi perbincangan hangat.
Di tengah banyaknya pro dan kontra di masyarakat, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akhirnya angkat bicara untuk meluruskan arah kebijakan yang sedang ditempuh pemerintah.
Dalam keterangannya yang disampaikan, Senin (10/11/2025), Purbaya menegaskan wacana tersebut muncul atas inisiatif langsung Presiden Prabowo Subianto.
Namun, dia menegaskan mekanisme dan pelaksanaannya masih dalam pembahasan intensif.
Yang ada masih garis besarnya saja, kata Purbaya dikutip dari pemberitaan jurnalis KompasTV, Renata Panggalo.
Pernyataan tersebut menjadi sinyal bahwa meski pada prinsipnya penggunaan dana sitaan korupsi sudah mendapat lampu hijau, namun penerapannya masih menunggu kajian teknis dan regulasi yang mendalam.
Pemerintah disebut ingin memastikan kebijakan besar ini berjalan sesuai koridor hukum dan benar-benar bisa menjadi solusi konkrit dalam menutup utang proyek Whoosh ke China.
Rencana Pengiriman Tim ke Tiongkok: Langkah Serius Pemerintah
Tak berhenti di meja diskusi, Purbaya juga mengungkapkan ada rencana pemerintah membentuk dan mengirimkan tim khusus ke China.
Tim ini nantinya akan membahas skema pelunasan utang proyek Kereta Cepat, termasuk kemungkinan penyesuaian jangka waktu dan syarat pembiayaan.
“Mungkin Indonesia akan kembali mengirimkan tim ke China untuk membahas pembayarannya seperti apa.
“Kalau begitu saya diundang, biar tahu pembahasannya seperti apa,” kata Purbaya.
Langkah ini menandakan keseriusan pemerintah dalam mencari jalan tengah terbaik agar proyek transportasi modern ini bisa terus berjalan tanpa menimbulkan tekanan fiskal yang besar bagi negara.
Meski belum terungkap kapan tim tersebut akan berangkat atau siapa yang akan memimpinnya, namun sinyal yang diberikan Purbaya jelas bahwa Indonesia bergerak cepat untuk menyelesaikan negosiasi utang Whoosh.
NewsRoom.id









