Respons Purbaya yang mencolok terhadap kebijakan ekonomi era Jokowi dan Sri Mulyani dalam 10 tahun terakhir

- Redaksi

Sabtu, 1 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

— Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberikan jawaban dan tanggapan menohok saat ditanya mengenai kebijakan perekonomian Indonesia 10 tahun terakhir.

Saat itu berada di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, dengan Menteri Keuangan terlama sejak 2016, Sri Mulyani.

Tanggapan mengejutkannya diungkapkan Purbaya dalam wawancara dengan jurnalis ekonomi sekaligus pembaca berita senior Desy Anwar yang ditayangkan di kanal YouTube CNN Indonesia, Kamis (30/10/2025) malam.

Seperti diketahui, selama 10 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak pernah mencapai 6 persen.

Sementara Purbaya menargetkan pada tahun 2026 pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di atas 6 persen.

Kemudian, hingga tahun ke-5 Presiden Prabowo menjabat, pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan mencapai 8 persen, sesuai target Purbaya.

Awalnya, Desy Anwar mengaku terakhir kali mewawancarai Purbaya saat masih menjabat Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

“Terakhir kali saya wawancarai Pak Purbaya, saat beliau masih menjabat Ketua LPS, Lembaga Penjamin Simpanan,” kata Desy kepada Purbaya.

Purbaya langsung menjawab, saat itu Desy Anwar belum yakin dengan strategi ekonominya.

“Waktu itu Bu Desi belum yakin dengan strategi ekonomi saya. Agak skeptis. Kok bilang begitu? Iya. Saya buktikan, karena dalam waktu kurang dari 2 bulan, perekonomian sudah berbalik arah. Sudah membaik,” canda Purbaya sambil tersenyum.

Desy kemudian meminta Purbaya menjelaskan perekonomian Indonesia saat ini.

“Dan kalau misalnya terobosan-terobosan dan stimulus ini tidak dilakukan, bagaimana jadinya Indonesia?” tanya Desy.

Purbaya menjelaskan, sebelum menjadi Menteri Keuangan, terjadi demonstrasi besar-besaran pada akhir Agustus 2025 di sebagian besar kota di Indonesia.

“Masyarakat selalu tertarik dengan politik, karena politik sedang kacau dan sebagainya. Tapi sebagai ekonom saya melihat semua pemicunya adalah kondisi perekonomian yang buruk terus-menerus. Sebenarnya dari awal tahun hingga April ada harapan, karena ada suntikan uang ke dalam sistem,” kata Purbaya.

Namun menurut Purbaya, pada Mei, Juni, Juli, dan Agustus pertumbuhannya hampir 0 persen

Artinya perekonomian sedang tercekik, dan tahun lalu 2024 juga sama, hampir seluruhnya lesu, sehingga perekonomian melambat signifikan. Dan suatu saat, ketika perekonomian terus sulit, masyarakat akan merasakannya. “Perutnya bermasalah, susah cari makan, perut lapar, jadi keluar ke jalan,” ujarnya.

Jadi, menurut Purbaya, perekonomian saat itu sedang menuju perlambatan yang sangat signifikan.

“Kalau kebijakannya tidak diubah pasti perekonomian akan terpuruk. Kenapa? Karena fiskal dan moneter sama-sama mematikan perekonomian,” ujarnya.



NewsRoom.id

Berita Terkait

Metode Baru Radikal MIT Memungkinkan Para Ilmuwan Melihat Ke Dalam Atom
AI Sedang Belajar Menjadi Egois, Studi Memperingatkan
Malam Puncak Duta GenRe 2025, Remaja Aceh Tunjukkan Bakat dan Ide Positifnya
Ratusan Karyawan Pabrik Ban di Bekasi Kena PHK Massal
Ilmuwan Membuka Kekuatan Melawan Kanker dari Elemen Paling Langka di Bumi
Misteri 2 Kerangka Hangus di Gedung Kwitang yang Ada Akibat Kerusuhan Agustus, KontraS Dilaporkan Orang Hilang?
Lulu Frost & Co. Membuka Toko Pertama Di Long Island
Amazon Scorpion Venom Menunjukkan Janji sebagai Obat Kanker Payudara Generasi Berikutnya