Tragis! Kisah permaisuri Raja Jawa yang dibuang dan menghembuskan nafas terakhir di Manado

- Redaksi

Minggu, 9 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

– Sejarah Jawa tidak hanya ditandai dengan kesuksesan raja dan ratu, tetapi juga kisah tragis di balik tembok keraton.

Salah satunya adalah kisah Ratu Sekar Kedaton, seorang bangsawan keraton Yogyakarta yang harus mengalami nasib pahit saat diasingkan ke Manado bersama putranya.

“Kenapa begitu? Alkisah pada tahun 1883 Sekar Kedaton diasingkan ke Manado bukan karena bersalah tapi karena darah dalam rahimnya terlalu sah untuk takhta putranya,” kata seorang YouTuber dikutip Hops.ID dari YouTube Short @mamunindonesia yang tayang pada 10 Juni 2025.

Dia bukan sembarang wanita — Ratu Sekar Kedaton adalah salah satu istri Sultan Hamengkubuwana V, penguasa Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-19.

“Iya namanya Kanjeng Ratu Sekar Kedaton. Beliau istri sah Sultan Hamengkubuwono V,” ujarnya.

Menurut catatan sejarah, pengasingan ini terjadi sepeninggal Sultan Hamengkubuwana V. Sepeninggal Sultan, terjadi konflik internal di dalam keraton mengenai siapa yang berhak naik takhta.

Penguasa kolonial Belanda yang saat itu mempunyai pengaruh besar dalam politik keraton ikut campur dalam proses penentuan penerus raja.

Ratu Sekar Kedaton yang terkenal cerdas, tegas dan berwibawa menolak keputusan pengangkatan Sultan Hamengkubuwana VII sebagai penerus takhta.

Ia yakin putranya, Pangeran Timur Muhammad, adalah pewaris sah takhta ayahnya.

Konon putranya, Pangeran Suryangalaga (Pangeran Timur Muhammad) adalah putra mahkota yang sebenarnya. Ia lahir dari ratu yang sah, berdarah biru murni, katanya.

Namun penolakan tersebut dianggap sebagai ancaman terhadap stabilitas politik dan kepentingan Belanda di Yogyakarta.

Atas tekanan pemerintah kolonial, Ratu Sekar Kedaton dan putranya akhirnya diasingkan secara diam-diam ke Manado.

Pengasingan ini bukan sekedar bentuk hukuman, melainkan cara halus untuk menghilangkan pengaruh politik dari pusat kekuasaan.

“Selama di pengasingan, Ratu Sekar tinggal di Desa Pondol, wilayah yang kini termasuk Kecamatan Rikek, Kecamatan Wenang, jauh dari keraton,” ujarnya.

Di negeri pengasingan yang jauh dari keraton, Ratu Sekar Kedaton hidup dalam kesendirian dan keterasingan, namun tetap menjaga harkat dan martabatnya sebagai bangsawan Jawa.

Bersama putranya, Pangeran Timur Muhammad, ia hidup dalam suasana penuh keterbatasan, jauh dari lingkungan istana tempat ia harus belajar memimpin.

Kisah Ratu Sekar Kedaton tidak hanya menjadi bagian dari sejarah Kesultanan Yogyakarta, tetapi juga potret bagaimana perempuan Jawa di masa lalu memiliki peran dan suara yang kuat dalam politik dan perjuangan harkat dan martabat bangsanya.

Ia mungkin diasingkan dari istana, namun namanya tetap tercatat dalam catatan sejarah sebagai wanita tangguh yang membela hak dan kehormatan keluarganya hingga akhir hayatnya.

“Pangeran Suryangalaga meninggal terlebih dahulu di pengasingan. Ia lahir dari garis keturunan raja namun meninggal tanpa gelar. Dan Permaisuri menyusul kepergian putranya pada tahun 1918 di negeri yang tidak pernah mengenal upacara keraton. Mereka berdua pergi tanpa gelar, tanpa mahkota,” tutupnya.***



NewsRoom.id

Berita Terkait

Ubur-ubur cantik namun berbahaya ini baru ditemukan di lepas pantai Jepang
Penelitian Baru Mematahkan Mitos Sensitivitas Gluten
Kesehatan Mulut yang Buruk Terkait dengan Kerusakan Otak Tersembunyi
Obat GLP-1 Seperti Ozempic Bekerja, tetapi Penelitian Baru Mengungkapkan Dampak Besar
Israel Terus Membuat Gaza Kelaparan Meski Ada Gencatan Senjata
Ilmuwan Menciptakan Kembali Kelahiran Alam Semesta yang Berapi-api di Lab
Bagaimana Laser Seukuran Telapak Tangan Dapat Mengubah Kedokteran dan Manufaktur
Adies Kadir Tancap Gas Tangani Sengketa Lahan Usai Pemulihan MKD

Berita Terkait

Minggu, 9 November 2025 - 23:16 WIB

Ubur-ubur cantik namun berbahaya ini baru ditemukan di lepas pantai Jepang

Minggu, 9 November 2025 - 22:45 WIB

Penelitian Baru Mematahkan Mitos Sensitivitas Gluten

Minggu, 9 November 2025 - 22:14 WIB

Tragis! Kisah permaisuri Raja Jawa yang dibuang dan menghembuskan nafas terakhir di Manado

Minggu, 9 November 2025 - 20:10 WIB

Kesehatan Mulut yang Buruk Terkait dengan Kerusakan Otak Tersembunyi

Minggu, 9 November 2025 - 19:39 WIB

Obat GLP-1 Seperti Ozempic Bekerja, tetapi Penelitian Baru Mengungkapkan Dampak Besar

Minggu, 9 November 2025 - 16:33 WIB

Ilmuwan Menciptakan Kembali Kelahiran Alam Semesta yang Berapi-api di Lab

Minggu, 9 November 2025 - 16:02 WIB

Bagaimana Laser Seukuran Telapak Tangan Dapat Mengubah Kedokteran dan Manufaktur

Minggu, 9 November 2025 - 14:59 WIB

Adies Kadir Tancap Gas Tangani Sengketa Lahan Usai Pemulihan MKD

Berita Terbaru

Headline

Penelitian Baru Mematahkan Mitos Sensitivitas Gluten

Minggu, 9 Nov 2025 - 22:45 WIB