UI Tidak Menghasilkan Uang Seperti Korporasi

- Redaksi

Kamis, 6 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

-Universitas bukanlah perusahaan, melainkan ruang pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian dan inovasi yang didasarkan pada integritas, bukan orientasi keuntungan atau logika komersial.

Hal ini ditegaskan Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menanggapi pernyataan Rektor Universitas Indonesia (UI) Heri Hermansyah yang menilai dekan yang ideal harus memiliki budaya perusahaan.

“Oh tidak mungkin, itu lembaga pendidikan. Kalau jadi perusahaan, seperti program magister dulu, jadi komersial sekali dan dihentikan kalau tidak salah,” kata Agus Pambagio kepada wartawan, Kamis, 6 November 2025.

“Waktu saya dulu mengajar, jadi seperti mesin uang bagi perguruan tinggi. Lembaga pendidikan tidak bisa dijadikan korporasi, ini lembaga pendidikan, bukan lembaga korporasi, tata kelolanya juga berbeda,” lanjutnya.

Mantan dosen tamu Universitas Indonesia ini menyatakan, sebagai kampus riset tertua di Indonesia, UI sudah seharusnya menempatkan kepemimpinan dekan sebagai motor penggerak penelitian dan intelektualitas. Bukan hanya manajer yang mengejar pendapatan.

“Iya, kurang cocok untuk pendidikan, jadi orientasi dekan atau pengelolanya mencari uang. Padahal tugasnya meningkatkan mutu pendidikan,” jelasnya.

Di sisi lain, ia menilai jika kampus meniru gaya korporat, maka berisiko tidak fokus pada peningkatan kualitas akademik. Bahkan, memperkuat praktik transaksional yang kini menjadi sorotan publik.

“Kita selalu mengikuti perkataan atasan atau perkataan pimpinan. Jadi, misalnya pemimpin kita memilih menggunakan transaksi, pasti bawahannya juga akan menggunakan transaksi,” ujarnya.

“Jadi UI harus netral dan dibiayai negara, jangan mencari uang seperti korporasi. Jadi akibatnya kadang-kadang, misalnya ketua dapat dana dari swasta, tapi pada akhirnya dia mau membantu,” tegasnya.

Untuk itu, Agus mendorong pemerintah meningkatkan pendanaan pendidikan tinggi, guna menghindari praktik perguruan tinggi menjadi korporasi.

Kalau dekan konsentrasi ke program studi, karena harus dikembangkan, jangan berpikir untuk mencari uang. Kalau di perguruan tinggi, mungkin ada bendahara atau kepala keuangan atau apalah, jadi dia yang memikirkan dengan rektor, misalnya,” tuturnya.

“Dan yang penting negara harus menambah dananya, karena masyarakat miskin yang diterima di perguruan tinggi yaitu UI semakin banyak. Sedangkan masyarakat yang harus membayar mahal pada tahap ujian mandiri jumlahnya terbatas,” tutupnya.

Sebelumnya, menurut Heri, UI adalah universitas riset dan wirausaha, sehingga rektor dan dekan memiliki dua hubungan, yang pertama adalah budaya perusahaan.

Sedangkan untuk budaya perusahaan, Heri mengartikan dekan harus mempunyai kemampuan manajerial yang baik. Kemudian semangat kewirausahaan untuk meningkatkan pendapatan dan kerjasama di lingkungan fakultas.

“Nah, perpaduan kedua hal ini bagaimana seorang dekan bisa berkarakter dan mampu mengelola fakultasnya. Ibarat korporasi tapi tetap bisa menjaga mutu akademiknya. Jadi perpaduan antara budaya korporasi dan budaya akademik,” tuturnya.



NewsRoom.id

Berita Terkait

Selamat datang di Pertempuran untuk Masa Depan Perdagangan
Ilmuwan Mengungkap Sel Kekebalan Tubuh yang Dapat Menyimpan Rahasia Memperlambat Penuaan
Suplemen Tidur Populer Bisa Membahayakan Jantung Anda, Dokter Memperingatkan
KPK Ungkap Uang Pungli Gunakan Uang Pungli untuk Liburan ke Malaysia, Brazil, dan Inggris
Kunci Sukses Black Friday? Pengaturan Waktu dan Bantuan dari Gen AI
Ahli Kimia Menemukan Cara Baru yang Tak Terduga dalam Menggunakan DNA
Misteri Terpecahkan: Para Ilmuwan Menemukan Mengapa Sel Surya Perovskit “Mencair”
Berubah Warna 3 Kali dan Berakselerasi Secara Misterius, Komet Antarbintang 3I/ATLAS Ungkap Perilaku Aneh