KOTA ACE – Kondisi Kabupaten Aceh Tamiang pasca dilanda banjir dan tanah longsor selama sepekan terakhir semakin memprihatinkan. Akses jalan yang terhalang material banjir membuat relawan kesulitan menembus sejumlah wilayah yang masih terisolir. Sementara itu, warga yang kehilangan tempat tinggal terpaksa tidur di pinggir jalan sambil menunggu bantuan datang.
Warga Aceh Tamiang, Khalid, mengatakan hingga Kamis, 4 Desember 2025, bantuan logistik yang diterimanya belum mencukupi kebutuhan pokoknya. Bantuan yang disalurkan hanya cukup untuk satu hari saja.
“Kami terpaksa tidur di jalan, rumah hancur, belum ada bantuan. Di beberapa titik mulai tercium bau bangkai, saya tidak tahu apakah itu bau bangkai manusia atau bangkai hewan,” kata Khalid kepada wartawan, dikutip dari CNNIndonesia.
Dijelaskannya, pertolongan pertama yang tiba pada Selasa 2 Desember 2025 hanya berjumlah sepuluh karung beras dan 20 dus mie instan. Jumlah tersebut masih jauh dari cukup untuk menghidupi sekitar dua ribu warga yang mengungsi saat itu.
Sementara itu, warga Kampung Dalam, Karang Baru, Wahyu Pratama mengatakan, bantuan baru datang enam hari setelah banjir terjadi. Sebelumnya, warga bertahan hidup dengan mencari sisa makanan yang terbawa arus.
“Kami berenang mencari apa saja yang ada di sana, kelapa, pisang atau makanan yang hanyut. Nasinya kami ambil sedikit dan dimasak seperti itu di atas api, lalu kami makan satu sendok untuk satu orang, khusus untuk anak-anak,” ujarnya.
Wahyu memperkirakan kondisi di wilayahnya sangat parah, dengan jumlah korban jiwa mencapai sekitar 250 orang, dan 150 lainnya masih hilang. Korban jiwa ada sekitar 250 orang, 150 orang diantaranya masih hilang. Ada pula yang sudah terkubur dan dirawat di rumah sakit, ujarnya.
Namun Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, Agusliayana Devita menyatakan, pihaknya belum bisa memastikan kebenaran angka tersebut. “Belum bisa kami pastikan (250 korban di Karang Baru), tapi tim sudah bergerak ke lokasi untuk mencari informasi detailnya. Nanti akan kami informasikan lagi,” kata Agusliayana.
Diakuinya pula, masih banyak wilayah yang belum bisa dijangkau karena akses menuju wilayah terdampak terputus total. ()
NewsRoom.id









