KOTA ACEH — Setelah lima hari terjebak banjir besar yang melanda wilayah Langsa dan Aceh Tamiang, dua akademisi Universitas Syiah Kuala (USK) yaitu Rizanna Rosemary, PhD dari FISIP dan Dr. Elysa Wulandari, MT Fakultas Teknik, akhirnya berhasil dievakuasi ke Bandara Kualanamu Medan, Senin dini hari.
Keduanya diisolasi akibat terputusnya jalur darat, baik menuju Medan maupun Banda Aceh. Berdasarkan informasi pihak keluarga, mereka baru bisa memberikan kabar pada Minggu malam (30/11) setelah mendapatkan kembali akses sinyal telekomunikasi.
Upaya untuk keluar dari daerah yang terkena dampak sangat dramatis. Awalnya mereka mencoba membawa Hiace ke Langsa dengan asumsi air sudah surut. Namun di lapangan, seluruh jalur sudah tidak bisa dilalui sehingga terpaksa berjalan kaki. Keadaan menjadi semakin sulit ketika akses menuju kota tujuan sama sekali tidak memungkinkan.
Sore harinya, keduanya mencari jalan keluar Kota Lintang, Kuala Simpang dengan menggunakan truk menuju pelabuhan Desa Salhaji, perbatasan Tamiang-Langkat, melalui perairan menggunakan perahu nelayan, menuju Pangkalansusu. Waktu tempuh sekitar 1,5 jam, namun antrian naik perahu mencapai tiga jam. Mereka hanya berhasil berangkat sebelum matahari terbenam.
Dari Pangkalansusu perjalanan dilanjutkan menuju Tanjung Pura–Medan sekitar 2,5 jam. Sejumlah ruas jalan dikabarkan masih terendam banjir, termasuk genangan air di Tol Medan. Mereka tiba di Bandara Kualanamu sekitar pukul 02.30 WIB dan menunggu penerbangan menuju Banda Aceh.
Pihak keluarga mengucapkan terima kasih atas keselamatan keduanya serta mengucapkan terima kasih kepada kerabat, kolega, dan masyarakat yang telah memanjatkan doa. Mereka pun berharap doa yang sama juga mengalir bagi masyarakat di Aceh yang masih terdampak banjir.
Hingga Minggu lalu, laporan warga menyebutkan Kota Lintang, Kualasimpang, sudah lima hari tidak menerima bantuan akibat terputusnya akses. Kondisi ini disebut sangat mengkhawatirkan.**
NewsRoom.id









