Bobby potong anggaran bencana Sumut dari Rp. 843 miliar menjadi Rp. 70 Miliar, Warga Rugi Saat Banjir Datang!

- Redaksi

Rabu, 10 Desember 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

– Sumut sedang diguncang besar-besaran setelah muncul fakta mengejutkan.

Anggaran penanggulangan bencana ternyata dipangkas drastis di era Bobby Nasution.

Temuan ini sontak membuat heboh masyarakat, apalagi setelah bencana banjir dan tanah longsor di penghujung tahun 2025 berdampak pada puluhan wilayah dengan kerugian mencapai Rp 9,98 triliun.

Laporan Badan Pengkajian Anggaran FITRA Sumut mengungkap Belanja Tak Terduga (BTT) dikutip bylah.com

Anggaran yang menjadi tulang punggung penanganan darurat mengalami penurunan paling drastis dalam lima tahun terakhir.

Data sebelum era Bobby, BTT berkisar Rp 843,1 miliar.

Pada APBD Perubahan 2025, angkanya turun menjadi Rp98,3 miliar. lalu di APBD 2026 dipotong lagi menjadi hanya Rp 70 miliar.

Angka tersebut hanya 0,8 persen dari total belanja daerah sebesar Rp 12,5 triliun.

Para pengamat menyebut pemotongan ini sebagai langkah yang “tidak seimbang dengan risiko bencana di Sumatera Utara”.

Risiko Meningkat, Anggaran Menyusut

Padahal, sejak September 2025, BMKG sudah mengeluarkan peringatan dini terkait hujan ekstrem yang diperkirakan akan melanda Sumut.

BNPB juga telah menetapkan beberapa kabupaten dalam status waspada banjir dan longsor.

Alih-alih memperkuat mitigasi, pemerintah provinsi justru memangkas pos-pos anggaran yang paling dibutuhkan ketika risiko meningkat.

Keputusan tersebut kini dianggap sebagai salah satu penyebab lemahnya respons pemerintah ketika bencana benar-benar terjadi.

Bencana datang, warga kewalahan

Saat hujan ekstrem melanda, sungai-sungai besar di Sumut meluap dan merendam ribuan rumah. Longsor memutus akses jalan di berbagai wilayah.

Kerugian diperkirakan hampir Rp 10 triliun, meliputi kerusakan infrastruktur, fasilitas kesehatan, sekolah, serta lahan pertanian dan perkebunan.

Tak hanya itu, puluhan warga dilaporkan tewas atau hilang, ribuan orang mengungsi, dan lebih dari 1,5 juta orang terkena dampak langsung.

Banyak warga yang mengeluhkan lambatnya respons pemerintah.

Sejumlah daerah mengaku belum segera menerima tenda, logistik, perahu karet, atau alat berat untuk membuka jalur yang terhalang longsor.

Kondisi darurat ini memicu perdebatan besar mengenai kesiapan Sumut menghadapi bencana.

Masyarakat Marah: “Kenapa Anggaran Mitigasi Dipotong?”

Kemarahan masyarakat semakin memuncak ketika mengetahui beberapa proyek infrastruktur justru mendapat porsi anggaran lebih besar pada periode yang sama.

Hal ini menimbulkan pertanyaan besar.

Mengapa posko mitigasi bencana yang menyangkut keselamatan warga paling berkurang drastis?

Sejumlah pihak mengatakan pemotongan tersebut mencerminkan “prioritas anggaran yang salah”.

Bahkan anggota DPRD Sumut menegaskan, Pemprov perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penyusunan anggaran 2025-2026.

Pengamat: “Pemotongan Ini Adalah Bom Waktu”

Pengamat kebijakan fiskal memandang keputusan tersebut sebagai “bom waktu yang akhirnya meledak.”

Menurut mereka, Sumut merupakan daerah rawan bencana yang seharusnya memperkuat kesiapsiagaan, bukan menguranginya.

Mereka menegaskan, penentuan anggaran bencana harus berdasarkan data risiko, bukan sekedar keputusan politik.

Apalagi saat cuaca ekstrem dan potensi bencana meningkat tajam.

Ketika Anggaran Dipotong, Warga Menjadi Korban

Dari rangkaian fakta yang muncul, gambaran besarnya jelas bahwa pemotongan anggaran bencana membawa dampak yang sangat serius.

Kurangnya kesiapsiagaan dan lambatnya respons merupakan konsekuensi yang harus dibayar mahal oleh masyarakat Sumatera Utara.

Kegaduhan dan kemarahan masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat menuntut transparansi dan prioritas anggaran yang benar.

Bencana tidak bisa dicegah, namun dampak buruknya bisa diminimalisir asalkan pemerintah menempatkan keselamatan warganya sebagai prioritas utama. ***



NewsRoom.id

Berita Terkait

Penelitian Baru Mengungkap Mengapa Pelukan Hangat Terasa Sangat Menyenangkan
Anies Cerita ke Anak Korban Banjir di Aceh, Tenda Pengungsi Jebol
Presiden Diminta Pecat Bahlil dan Dirut PLN Menyusul Kebohongan Soal Listrik di Aceh Sembuh 93%
Para astronom Menemukan Salah Satu Struktur Berputar Terbesar yang Pernah Dilihat di Alam Semesta
Menguraikan Ledakan Paling Keras di Alam Semesta: Data Baru tentang Semburan Sinar-X
Monev Dana Desa Tahap II Tahun Anggaran 2025 di Desa Sumber Sari Berjalan Baik
Virus! Duka Korban Banjir Bandang Belum Berakhir, Kepala BNPB Terekam Kamera Sedang Belanja di Kota Medan
Gelombang Gravitasi Mengungkap Materi Gelap Tersembunyi di Sekitar Lubang Hitam

Berita Terkait

Rabu, 10 Desember 2025 - 01:45 WIB

Penelitian Baru Mengungkap Mengapa Pelukan Hangat Terasa Sangat Menyenangkan

Rabu, 10 Desember 2025 - 01:15 WIB

Anies Cerita ke Anak Korban Banjir di Aceh, Tenda Pengungsi Jebol

Rabu, 10 Desember 2025 - 00:43 WIB

Bobby potong anggaran bencana Sumut dari Rp. 843 miliar menjadi Rp. 70 Miliar, Warga Rugi Saat Banjir Datang!

Selasa, 9 Desember 2025 - 23:11 WIB

Presiden Diminta Pecat Bahlil dan Dirut PLN Menyusul Kebohongan Soal Listrik di Aceh Sembuh 93%

Selasa, 9 Desember 2025 - 22:40 WIB

Para astronom Menemukan Salah Satu Struktur Berputar Terbesar yang Pernah Dilihat di Alam Semesta

Selasa, 9 Desember 2025 - 21:38 WIB

Monev Dana Desa Tahap II Tahun Anggaran 2025 di Desa Sumber Sari Berjalan Baik

Selasa, 9 Desember 2025 - 21:07 WIB

Virus! Duka Korban Banjir Bandang Belum Berakhir, Kepala BNPB Terekam Kamera Sedang Belanja di Kota Medan

Selasa, 9 Desember 2025 - 19:01 WIB

Gelombang Gravitasi Mengungkap Materi Gelap Tersembunyi di Sekitar Lubang Hitam

Berita Terbaru