– Jurnalis senior Edy Mulyadi menyoroti keras dugaan penyerangan anggota TNI yang melibatkan tenaga kerja asing (TKA) asal China. Menurut dia, kejadian tersebut merupakan sinyal serius mengenai lemahnya pengawasan terhadap keberadaan TKA dan potensi ancaman terhadap kedaulatan negara.
Dalam keterangannya yang disampaikan melalui kanal YouTube, Edy Mulyadi mempertanyakan keberanian TKA yang disebut-sebut tidak hanya menyerang aparat TNI, tapi juga merusak kendaraan perusahaan. Ia menilai kejadian ini patut menjadi alarm bagi pemerintah.
Bayangkan, TKA berani menyerang anggota TNI. Kalau petugas bisa diperlakukan seperti itu, bagaimana dengan masyarakat biasa? kata Edy.
Edy menilai fenomena masuknya TKA Tiongkok ke Indonesia terjadi secara masif pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ia mengatakan, arus kedatangan TKA terus terjadi meski pandemi Covid-19 melanda dunia, ketika mobilitas masyarakat Indonesia sangat dibatasi.
Menurutnya, kebijakan tersebut menimbulkan pertanyaan masyarakat, apalagi pemerintah melarang warganya sendiri untuk mudik saat Idul Fitri, namun di saat yang sama dinilai masih membuka pintu bagi tenaga kerja asing asing.
Dalam kritiknya, Edy juga menyinggung peran Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi saat itu, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) yang disebut-sebut punya pengaruh besar terhadap kebijakan terkait investasi dan tenaga kerja asing.
“Dengan kebijakan ini, sepertinya tidak ada yang berani menghentikan masuknya tenaga kerja asing, meski di tengah situasi darurat pandemi,” ujarnya.
Edy menegaskan, pemerintah perlu bertanggung jawab dan memberikan penjelasan terbuka kepada masyarakat, terutama terkait mekanisme pengawasan, izin kerja, dan penegakan hukum terhadap TKA yang diduga melanggar hukum.
Ia juga mendesak aparat penegak hukum mengusut tuntas kejadian tersebut secara transparan, demi menjaga wibawa negara dan memastikan supremasi hukum ditegakkan tanpa diskriminasi.
NewsRoom.id









