KOTA ACEH – Polemik terkait aktivitas pertambangan kembali muncul pascabanjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Bencana tersebut mengakibatkan ribuan korban jiwa dan merusak berbagai fasilitas umum. Di tengah sorotan masyarakat yang menuding sektor pertambangan menjadi salah satu penyebab utama kerusakan lingkungan, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abshar Abdalla atau Gus Ulil angkat suara.
Gus Ulil menolak keras wacana zero mining, gagasan penghentian seluruh aktivitas pertambangan di Indonesia, yang belakangan ini kembali digalakkan oleh masyarakat sipil sebagai solusi permasalahan lingkungan hidup.
“Tidak bisa menerima kegiatan penambangan sama sekali, zero mining. Menurut saya itu pandangan yang tidak benar,” kata Gus Ulil seperti disiarkan di media sosial, Kamis (4/12).
Ia menegaskan, hampir seluruh aspek kehidupan modern bergantung pada hasil pertambangan. Penggunaan listrik dan peralatan teknologi juga bergantung pada aktivitas pertambangan.
“Saya kira kita semua menikmati hasil tambang. Kalau ponsel tidak ada tambangnya, tidak akan ada. Energi listrik yang digunakan untuk bekerja, membaca, dan media semuanya membutuhkan energi, dan itu berasal dari tambang,” jelasnya.
Karena itu, Gus Ulil menyebut perspektif zero mining merupakan konsep yang salah. Ia menegaskan, aktivitas pertambangan harus diatur dengan regulasi yang tepat.
“Kalau ada masyarakat yang berpandangan zero mining, buat saya bodoh. Zero mining itu sama sekali tidak melibatkan penambangan. Pandangan yang benar, penambangan boleh saja, tapi diatur dengan aturan yang benar,” tutupnya.
Agensi Digital JetMedia
NewsRoom.id










