KOTA ACEH – Wali Nanggroe Aceh Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al-Haythar menerima audiensi dan penyerahan bantuan kemanusiaan dari perwakilan Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Banda Aceh, Selasa 16 Desember 2025, di Meuligoe Wali Nanggroe, Banda Aceh.
Sidang tersebut merupakan bagian dari kepedulian kemanusiaan Gereja Katolik terhadap masyarakat Aceh yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor di sejumlah kabupaten/kota yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, rusaknya pemukiman, serta terganggunya kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
Kepala Bagian Kerja Sama dan Humas Wali Nanggroe Institute Zulfikar Idris mengatakan delegasi Gereja Katolik dipimpin oleh Pendeta RP. Budi Airn Ratag, OCD, didampingi Baron Ferryson Pandiangan, selaku Pembina Umat Katolik, Glyani Ginting selaku Humas Gereja Katolik, dan Angela Tjaw selaku Bendahara.
Dalam kesempatan tersebut Wali Nanggroe didampingi Staf Khusus M. Raviq, Katibul Wali Abdullah Hasbullah, serta pejabat terkait di lingkungan Lembaga Wali Nanggroe.
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan Gereja Katolik menyampaikan bahwa penyerahan bantuan dimaksudkan sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan dan kepedulian sosial terhadap sesama warga Aceh yang menghadapi bencana alam.
“Kehadiran kami sebagai wujud kepedulian kemanusiaan sebagai sesama warga Aceh. Kami percayakan penyaluran bantuan ini melalui Wali Nanggroe agar dapat terkoordinasi dengan baik dan tepat sasaran kepada masyarakat yang membutuhkan,” kata Pendeta RP. Budi Airn Ratag.
Menanggapi hal tersebut, Wali Nanggroe menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kepedulian yang ditunjukkan Gereja Katolik. Ia menegaskan, kondisi pascabencana masih memerlukan dukungan terus menerus dari berbagai pihak.
“Kami menyampaikan apresiasi atas kepedulian dan solidaritas yang diberikan. Bantuan ini sangat berarti bagi masyarakat Aceh yang terkena bencana, mengingat keterbatasan sumber daya yang dimiliki dibandingkan dengan banyaknya warga terdampak,” kata Wali Nanggroe.
Lebih lanjut Wali Nanggroe menjelaskan, kebutuhan mendesak masyarakat saat ini antara lain pangan, pelayanan kesehatan dan obat-obatan, hunian sementara, serta tindakan preventif terhadap potensi munculnya penyakit menular akibat kondisi pascabencana.
“Masih banyak masyarakat yang kehilangan tempat tinggal dan mengalami keterbatasan akses terhadap kebutuhan pokok. Oleh karena itu, kami berharap dukungan dan partisipasi seluruh elemen masyarakat untuk bahu membahu membantu meringankan beban masyarakat Aceh yang terdampak,” tegasnya.
Dengar pendapat dan penyerahan bantuan tersebut mencerminkan semangat kebersamaan dan solidaritas seluruh masyarakat di Aceh dalam menghadapi situasi bencana, serta menekankan peran Wali Nanggroe sebagai sosok pemersatu dan penghubung dalam upaya kemanusiaan.()
NewsRoom.id









