-Setelah mempertimbangkannya cukup lama, TikTok akhirnya mengambil langkah besar untuk mengamankan masa depannya di Amerika Serikat (AS).
Perusahaan induknya, ByteDance, telah menandatangani perjanjian yang mengikat untuk menjual lebih dari 80 persen aset TikTok di AS kepada konsorsium investor yang dipimpin Amerika. Langkah ini diambil untuk menghindari larangan pemerintah AS terhadap aplikasi tersebut.
Kesepakatan ini disampaikan langsung oleh CEO TikTok Shou Zi Chew kepada karyawannya pada Kamis 18 Desember 2025. Ia mengatakan kesepakatan ini penting untuk keberlangsungan TikTok di AS.
“Perjanjian ini akan memungkinkan lebih dari 170 juta orang Amerika untuk terus menemukan dunia dengan kemungkinan tak terbatas sebagai bagian dari komunitas global yang penting,” kata Shou dalam memo internal, dikutip Reuters, Jumat 19 Desember 2025.
Langkah ini merupakan titik terang setelah bertahun-tahun penuh ketidakpastian sejak tahun 2020, ketika Presiden AS Donald Trump pertama kali mencoba melarang TikTok dengan alasan keamanan nasional. Kini, platform tersebut telah menjadi aplikasi yang digunakan secara rutin oleh lebih dari 170 juta orang di Amerika Serikat.
Rincian perjanjian ini sesuai dengan rencana yang diumumkan pada September lalu. Saat itu, Trump menunda pemberlakuan undang-undang pelarangan TikTok hingga 20 Januari, dengan syarat ByteDance harus menjual bisnis TikToknya di AS. Trump juga menyatakan kesepakatan itu memenuhi ketentuan divestasi.
Dalam perjanjian terbaru, ByteDance dan TikTok bekerja sama dengan tiga investor pengelola utama (Oracle, Silver Lake, dan MGX) untuk membentuk usaha patungan baru bernama TikTok USDS Joint Venture LLC, yang akan mengelola operasi TikTok di Amerika Serikat.
Struktur kepemilikannya adalah: 50 persen dimiliki oleh konsorsium investor baru (masing-masing 15 persen oleh Oracle, Silver Lake, dan MGX), 30,1 persen dimiliki oleh afiliasi investor lama ByteDance, dan ByteDance sendiri mempertahankan 19,9 persen.
Kesepakatan tersebut dijadwalkan akan selesai pada 22 Januari dan diperkirakan akan mengakhiri upaya panjang pemerintah AS yang memaksa ByteDance mendivestasi bisnis TikTok di negara tersebut karena masalah keamanan nasional.
NewsRoom.id









