-Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan uang negara senilai Rp6,6 triliun yang berhasil dikumpulkan Kejaksaan Agung dapat digunakan secara riil untuk kepentingan rakyat.
Prabowo menjelaskan, dana sebesar Rp6,6 triliun tersebut berasal dari penagihan denda administratif terhadap 20 perusahaan sawit dan satu perusahaan pertambangan sebesar Rp2,3 triliun, serta penindakan kasus korupsi fasilitas ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan impor gula senilai Rp4,2 triliun.
Menurut Prabowo, nilai tersebut bukanlah angka yang kecil dan akan jauh lebih bermanfaat jika dialokasikan untuk kebutuhan mendesak masyarakat, khususnya korban banjir dan longsor di wilayah Sumatera yang membutuhkan tempat tinggal tetap (huntap).
Kepala Negara mengatakan, dengan Rp6,6 triliun, pemerintah bisa membangun hingga 100 ribu kawasan pemukiman, bahkan bisa merenovasi hingga 6 ribu sekolah.
“Rp 6 triliun saja bisa untuk perbaikan 6 ribu sekolah atau membangun 100 ribu rumah hunian tetap. Sedangkan kebutuhan akibat bencana mendekati 200 ribu unit,” kata Prabowo dalam konferensi pers bersama Jaksa Agung ST Burhanuddin di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu, 24 Desember 2025.
Prabowo menegaskan, sejak dilantik pada 20 Oktober tahun lalu, dirinya berkomitmen kuat memerangi korupsi dan menutup segala kebocoran yang merugikan keuangan negara.
Ia mengibaratkan negara seperti tubuh manusia, sedangkan kekayaan negara adalah darah yang mengalir di dalamnya.
“Kalau setiap hari ada kebocoran karena korupsi, penyelundupan, laporan palsu, dan suap, maka negara ini akan runtuh. Saya terpilih dan diangkat oleh rakyat Indonesia, dan saya siap mengorbankan segalanya demi bangsa Indonesia. Bagi saya, itu suatu kehormatan,” kata Prabowo.
NewsRoom.id









