NewsRoom.id – Belakangan ini ramai diperbincangkan mengenai jumlah korupsi timah yang fantastis, yakni Rp 271 triliun.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Kasus ini (kasus korupsi timah) menjadi sangat viral, selain angkanya yang fantastis, juga menarik sejumlah nama, seperti suami artis Sandra Dewi yakni Harvey Moeis hingga Crazy Rich Helena Lim.
Bahkan, publik membeberkan alasan munculnya kasus korupsi (timah) yang merugikan Indonesia hingga Rp 271 triliun. Apakah produksi timah bisa membuat orang kaya?
Untuk menarik minat para youtuber yang mengulas produk timah dan bisa membuat orang menjadi miliarder.
Seperti dilansir Hops.ID dari channel YouTube Julio Ekspor pada Rabu 24 April 2024.
Pria dan YouTuber tersebut menjelaskan cara memproduksi timah dan cara mengekspornya.
Namun sebelum melanjutkan peninjauan, ternyata apa yang dilakukan suami Sandra Dewi, Haervey Moeis dalam menjalankan pekerjaannya tidak sesuai dengan kontrak kerja.
Jadi, Harvey Moeis yang seharusnya menyewa alat peleburan timah, justru melakukan dan memfasilitasi penambangan timah ilegal.
Tentu saja hal ini melanggar aturan dalam kontrak kerja sehingga menimbulkan kerugian negara yang sangat besar.
Lalu mengapa hal itu merugikan negara?
Sebab PT Timah TBK merupakan BUMN yang otomatis dikelola oleh negara dan sekaligus merugikan PT Timah TBK dan negara.
“Seberapa besar potensi ekspor timah dari Indonesia dan bagaimana caranya?” kata sang YouTuber.
“Jadi timah dunia sebagian besar berasal dari Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung, yang hampir seluruh produksi dan pengelolaannya dilakukan oleh PT Timah TBK namun mayoritas dikelola oleh negara,” ujarnya.
Dalam pengelolaan pekerjaan produksi timah itu sendiri, ternyata dilakukan pengerukan karena kandungan timahnya tercampur dengan tanah dan pasir.
Jika pengolahannya dilakukan oleh perusahaan maka menggunakan wadah yang besar untuk memperoleh bahan olahan yang lebih banyak yang kemudian disaring hingga menghasilkan kadar timah sebesar 60%.
Namun jika dilakukan oleh warga sekitar, mereka hanya menggunakan selang lalu menyedotnya hingga mengalir ke tempat berbentuk kotak alias sakan.
Kemudian disaring menggunakan alat manual untuk memisahkan kandungan timah dari pasir atau tanah lalu dijual ke PT Timah TBK.
“Jadi kalau sudah jadi, bijih timahnya diambil, dan dari hasil penyaringan sudah didapat timah murni, dicairkan dan dicetak menjadi baja batangan, lalu diekspor ke luar negeri,” ujarnya.
Indonesia sendiri mampu memproduksi timah sebanyak 70.000 ton pada tahun 2022, tentunya ini bukanlah produk yang sedikit.
Pasalnya, produksi timah sebanyak 70.000 ton sebenarnya mencapai 19% produksi timah dunia dan harga per tonnya bisa mencapai sekitar 25 ribu dollar hingga 28 dollar atau setara dengan sekitar Rp. 403.788,75 – Rp. 452.232,20.
Dengan penghasilan yang begitu besar, hal ini juga dilakukan oleh para pengusaha besar yang sangat kaya karena harus memiliki smelter dan tambang.
Maka wajar jika korupsi timah bisa mencapai ekspor hingga ratusan triliun dan itu sangat menggiurkan.
“Sekarang yang menjadi pertanyaan, sebenarnya apa fungsi timah ini? Karena dunia sangat membutuhkan dari Indonesia,” jelasnya.
Jika kita melihat fungsi timah, di lingkungan kita banyak sekali produk-produk yang biasa menggunakan timah, seperti solder, charger hp, kabel, baterai hp, dan masih banyak lagi.***
NewsRoom.id