NewsRoom.id – Puluhan mahasiswa ditangkap polisi Texas usai demonstrasi anti-Israel pada Rabu, 25 April.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Mahasiswa yang berunjuk rasa di Universitas Southern California ditangkap setelah polisi setempat menolak untuk membubarkan diri.
Tak hanya mahasiswa, polisi juga melakukan kekerasan terhadap pemberitaan media, dimana jurnalis dibanting, diusir, dan ditangkap dari lokasi demonstrasi.
Protes anti-Israel terus meluas di Amerika, yang juga memprotes kebijakan pemerintah Amerika yang memberikan bantuan kepada Israel.
Menanggapi aksi tersebut, ratusan polisi dikerahkan hingga berujung kerusuhan.
Departemen Keamanan Publik mengatakan penangkapan 34 demonstran atas perintah kampus dan Gregg Abbott, yang merupakan gubernur Texas.
Sementara itu, salah satu juru kamera Fox 7 Austin harus terjatuh akibat dibanting polisi.
Fox 7 Austin mengatakan juru kamera juga ditangkap oleh petugas polisi.
Salah satu mahasiswa, Dane Urquhart, menyebut penangkapan tersebut merupakan tindakan berlebihan.
Aksi yang kami lakukan adalah aksi unjuk rasa damai, namun petugas datang sehingga terjadi kerusuhan, jelasnya seperti dikutip nypost.com.
“Karena banyaknya penangkapan, saya pikir akan ada lebih banyak demonstrasi yang akan datang,” tambah Urquhart.
Setelah polisi meninggalkan lokasi, para pelajar kembali berdemonstrasi dengan duduk di rumput sambil bernyanyi.
Jay Hartzell, yang merupakan rektor Universitas Southern California, mengatakan partainya akan menegakkan aturan dan tidak akan membiarkan kampusnya ditempati oleh pengunjuk rasa.
Polisi mengatakan sejauh ini mereka telah menahan 133 orang dari Universitas New York, dan 40 pengunjuk rasa ditangkap hari Senin di sebuah perkemahan di Universitas Yale.
Minouche Shafik, Rektor Universitas Yale, pada hari Selasa menetapkan jam malam untuk demonstrasi.
Sementara itu, Mike Johnson yang merupakan Ketua DPR AS dari Partai Republik meminta Shafik mundur jika tidak bisa menertibkan kisruh yang terjadi.
“Jika hal ini tidak segera diatasi dan ancaman serta intimidasi tidak dihentikan, inilah saatnya Garda Nasional,” ujarnya.
Pengerahan Garda Nasional dikecam oleh juru bicara Kolombia yang mengatakan ancaman tersebut sama sekali tidak berdasar.
“Fokus kami adalah memulihkan ketertiban dan jika kita bisa mencapainya melalui dialog,” kata Ben Chang, wakil presiden komunikasi Kolombia.
Sementara itu di kampus Universitas Minnesota, beberapa lusin mahasiswa berdemonstrasi sehari setelah sembilan pengunjuk rasa ditangkap ketika polisi membubarkan perkemahan di depan perpustakaan.
Perwakilan pemerintah Amerika, Ilhan Omar, mengatakan putrinya juga ditangkap dalam aksi tersebut.
Selain itu, lebih dari 80 profesor dan asisten profesor menandatangani surat pada hari Rabu yang meminta rektor universitas dan administrator lainnya untuk mundur. ()
NewsRoom.id