NewsRoom.id – Gerakan Perlawanan Palestina Hamas, pada Jumat (3/5/2024) menyatakan delegasinya akan tiba di Kairo pada Sabtu (4/5/2024) untuk menyelesaikan perundingan pertukaran tahanan guna gencatan senjata dengan Israel.
Perundingan antara Hamas dan Israel dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan mediator Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Israel telah menawarkan proposalnya – yang kemudian disebut final – kepada Qatar dan Mesir untuk disampaikan kepada Hamas.
Hamas menanggapinya dengan mengatakan akan mempelajari proposal tersebut dengan faksi perlawanan Palestina lainnya.
Dalam pernyataan persnya, gerakan ini menekankan semangat positif yang mereka tanggapi ketika mengetahui proposal gencatan senjata yang mereka terima dari Mesir baru-baru ini.
Hamas menambahkan bahwa gerakan dan kekuatan perlawanan bertekad untuk menyelesaikan kesepakatan untuk mengakhiri agresi Israel di Jalur Gaza, penarikan pasukan pendudukan, dan kembalinya pengungsi ke Jalur Gaza utara.
AS meminta Qatar untuk mengusir Hamas jika mereka menolak untuk menyetujuinya
Dicky ke Mabes, Kombes Yus Fadilah adalah Direktur Reserse Kriminal Polda Sulteng
Di sisi lain, kedatangan delegasi Hamas di Kairo disambut dengan ancaman dari AS.
The Washington Post melaporkan bahwa sumber informasi mengatakan AS telah meminta Qatar untuk mengusir gerakan Hamas dari wilayahnya jika gerakan tersebut menolak menyetujui perjanjian pertukaran tahanan Israel.
Seorang pejabat Amerika mengindikasikan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar tersebut bahwa Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken menyampaikan pesan terkait hal ini kepada Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani pada April lalu.
Baca juga: Pesan Singkat Al Qassam kepada Warga Israel Terkait Nasib Para Sandera Usai Netanyahu Ancam Serang Rafah
Menurut surat kabar tersebut, pemerintahan Presiden Joe Biden memandang ancaman untuk mengusir Hamas sebagai cara potensial untuk menekan gerakan tersebut.
Namun para pejabat dan analis memperingatkan bahwa penutupan kantor politik Hamas di Qatar akan membuat komunikasi dengan para pemimpin gerakan tersebut menjadi lebih sulit.
Mantan duta besar AS untuk Qatar Patrick Theros memperingatkan bahwa mengusir Hamas dari Doha akan menjadi “mimpi buruk” bagi Gedung Putih, karena hal itu akan membuat negosiasi di masa depan menjadi tidak mungkin.
“Ini terjadi di tengah ekspektasi bahwa delegasi Hamas akan tiba di Kairo pada hari Sabtu untuk melanjutkan negosiasi tidak langsung dengan Israel, yang dimediasi oleh Mesir, Qatar dan Amerika Serikat, mengenai perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza dan pertukaran tahanan,” kata pernyataan itu. kata laporan itu. dikutip dari Novosti
NewsRoom.id