Teknologi Baterai Revolusioner Menjanjikan Waktu Pengisian Lebih Sedikit, Lebih Banyak Penyimpanan Energi

- Redaksi

Sabtu, 11 Mei 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Baterai lithium-ion yang dapat diisi ulang memainkan peran penting dalam transisi energi, tetapi elektroda oksida berlapisnya menjadi tidak stabil selama pengisian daya, sehingga mengurangi masa pakainya. Dengan memasukkan gangguan kimia jangka pendek ke dalam bahan elektroda, para peneliti telah meningkatkan stabilitas struktural, sehingga menghasilkan siklus hidup yang lebih lama dan waktu pengisian yang lebih singkat.

Apa yang menentukan siklus hidup baterai? Dan yang lebih penting lagi, bagaimana kita bisa mengembangkannya? Sebuah tim peneliti internasional yang dipimpin oleh TU Delft telah menemukan bahwa gangguan lokal pada bahan katoda oksida meningkatkan frekuensi pengisian dan pengosongan baterai Li-ion. Hasilnya telah dipublikasikan di Alami.

Elektroda tidak stabil

Baterai yang dapat diisi ulang merupakan elemen kunci dalam transisi energi, terutama saat ini dengan semakin banyaknya energi terbarukan yang tersedia. Di antara sekian banyak jenis baterai isi ulang, baterai Li-ion termasuk yang paling kuat dan banyak digunakan. Untuk menghubungkannya secara elektrik, oksida berlapis sering digunakan sebagai elektroda. Namun, struktur atomnya menjadi tidak stabil saat baterai diisi. Hal ini pada akhirnya mempengaruhi siklus hidup baterai.

Gangguan lokal

Untuk mengatasi masalah ini, kelompok 'Penyimpanan Energi Elektrokimia' di TU Delft bekerja sama dengan peneliti internasional. Penulis utama makalah ini, Qidi Wang: “Lapisan oksida yang digunakan sebagai bahan katoda baterai Li-ion tersusun rapi. Kami melakukan studi desain struktur untuk memperkenalkan gangguan kimia jangka pendek ke dalam bahan-bahan ini melalui metode sintesis yang ditingkatkan. Hasilnya, menjadi lebih stabil saat menggunakan baterai.”

Peningkatan stabilitas struktural hampir menggandakan retensi kapasitas baterai setelah 200 siklus pengisian/pengosongan. Kredit: Roy Borghouts Fotografie

Siklus hidup lebih lama, waktu pengisian lebih pendek

Peningkatan stabilitas struktural hampir menggandakan retensi kapasitas baterai setelah 200 siklus pengisian/pengosongan. Selain itu, gangguan kimiawi jarak pendek ini meningkatkan transfer muatan melintasi elektroda, sehingga waktu pengisian menjadi lebih singkat. Tim mendemonstrasikan keunggulan ini untuk katoda komersial yang sudah ada seperti litium kobalt oksida (LiCoO2) dan litium nikel mangan kobalt oksida (NMC811).

Bahan kritis

Hasilnya dapat menghasilkan baterai Li-ion generasi baru, dengan biaya produksi lebih rendah dan CO lebih sedikit2 jejak per unit energi yang tersimpan sepanjang masa pakainya. Tim selanjutnya akan menyelidiki apakah prinsip desain material yang sama dapat digunakan untuk membuat katoda dari bahan mentah yang lebih langka. “Baik kobalt maupun nikel dikatakan sebagai bahan penting untuk teknologi energi dan akan menjadi hal yang baik untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan ini dalam baterai,” kata penulis senior makalah tersebut, Marnix Wagemaker.

Referensi: “Gangguan kimiawi jangka pendek pada katoda litium oksida” oleh Qidi Wang, Zhenpeng Yao, Jianlin Wang, Hao Guo, Chao Li, Dong Zhou, Xuedong Bai, Hong Li, Baohua Li, Marnix Wagemaker dan Chenglong Zhao, 8 Mei 2024 , Alami.
DOI: 10.1038/s41586-024-07362-8

NewsRoom.id

Berita Terkait

Kesehatan Mulut yang Buruk Terkait dengan Kerusakan Otak Tersembunyi
Obat GLP-1 Seperti Ozempic Bekerja, tetapi Penelitian Baru Mengungkapkan Dampak Besar
Israel Terus Membuat Gaza Kelaparan Meski Ada Gencatan Senjata
Ilmuwan Menciptakan Kembali Kelahiran Alam Semesta yang Berapi-api di Lab
Bagaimana Laser Seukuran Telapak Tangan Dapat Mengubah Kedokteran dan Manufaktur
Adies Kadir Tancap Gas Tangani Sengketa Lahan Usai Pemulihan MKD
Fisikawan Menemukan Keadaan Materi “Quantum Pinball” yang Aneh
Dianggap Mustahil: Ilmuwan Tunjukkan Cahaya Kuantum Bisa Dipancarkan ke Luar Angkasa

Berita Terkait

Minggu, 9 November 2025 - 20:10 WIB

Kesehatan Mulut yang Buruk Terkait dengan Kerusakan Otak Tersembunyi

Minggu, 9 November 2025 - 19:39 WIB

Obat GLP-1 Seperti Ozempic Bekerja, tetapi Penelitian Baru Mengungkapkan Dampak Besar

Minggu, 9 November 2025 - 18:37 WIB

Israel Terus Membuat Gaza Kelaparan Meski Ada Gencatan Senjata

Minggu, 9 November 2025 - 16:33 WIB

Ilmuwan Menciptakan Kembali Kelahiran Alam Semesta yang Berapi-api di Lab

Minggu, 9 November 2025 - 16:02 WIB

Bagaimana Laser Seukuran Telapak Tangan Dapat Mengubah Kedokteran dan Manufaktur

Minggu, 9 November 2025 - 12:55 WIB

Fisikawan Menemukan Keadaan Materi “Quantum Pinball” yang Aneh

Minggu, 9 November 2025 - 12:24 WIB

Dianggap Mustahil: Ilmuwan Tunjukkan Cahaya Kuantum Bisa Dipancarkan ke Luar Angkasa

Minggu, 9 November 2025 - 11:53 WIB

Surya Paloh belum berkomitmen dengan PAW Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach

Berita Terbaru