NewsRoom.id – Kompolnas menilai Polda Jabar lamban menyikapi kasus Vina Cirebon.
Tak hanya itu, Kompolnas juga memberikan teguran keras kepada institusi Polri agar tidak menutup-nutupi kasus Vina Cirebon. “Menurut saya, hal ini perlu ditanggapi serius oleh Polri, ini menjadi pengingat bagi Polri.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Sekarang bukan lagi zamannya menutup-nutupi, bukan lagi sekadar pernyataan, harus ada tindakan,” kata anggota Kompolnas Albertus Wahyurudhanto kepada tvOne, dikutip Selasa (21/5/2024).
Tindakan ini harus benar-benar taktis, agar masyarakat tidak dibiarkan berspekulasi yang justru malah semakin membingungkan.
Sebelumnya, Kompolnas mengaku sudah memperkirakan kasus Vina Cirebon akan semakin rumit setelah viral 8 tahun lalu.
Hal ini disebabkan munculnya spekulasi liar dan informasi baru yang terus berkembang di masyarakat. “Begitu (kasus Vina) ini muncul, sekarang semua orang bicara. Sekarang semua orang berteriak.
Menurut saya, hal ini (disebabkan oleh) sikap Polda Jabar yang sangat lamban dalam menanggapi pernyataan dan kemudian muncul spekulasi, ujarnya. Menurut Wahyu, Mabes Polri harus mendorong Polda Jabar mengusut tuntas kasus Vina Cirebon.
Pasalnya, jika tidak segera dipromosikan, dikhawatirkan akan muncul fakta-fakta baru yang tersebar liar di masyarakat. “Saya kira hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. “Masyarakat sangat menunggu,” katanya.
Bahkan, kata Wahyu, Kompolnas sudah menyurati Polda Jabar untuk meminta penjelasan resmi kronologis kasus pembunuhan Vina, namun hingga saat ini belum ada jawaban dari Polda Jabar.
Maksudnya dengan menulis surat, kalau kita mendapat surat dari Polda Jabar, paling tidak kita tahu apa kesulitannya, ujarnya.
“Jika kami bisa mengatasi kesulitan, kami akan mengatasinya. “Kalau tidak, bisa kita diskusikan atau kita bisa meminta bantuan pihak yang bisa menyelesaikannya,” tutupnya.
Fakta Baru Kasus Vina Cirebon Salah satu terpidana pembunuhan Vina Cirebon, Saka Tatal buka suara. Saka Tatal merupakan salah satu terpidana kematian Vina Cirebon yang dibebaskan pada tahun 2020.
Yang mengejutkan, Saka Tatal menceritakan fakta baru soal kasus pembunuhan Vina Cirebon. Salah satunya, Saka Tatal mengaku menjadi korban salah tangkap dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon.
Kepada tvOne, Saka Tatal melontarkan pengakuan mengejutkan terkait pembunuhan Vina Cirebon.
Saka menjelaskan awal mula penangkapannya yang menurutnya merupakan korban salah tangkap.
Diakui Saka, pada malam peristiwa pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Vina Cirebon, ia berada di rumah bersama paman, saudara laki-laki, dan temannya, sejak sore hingga pukul 22.00.
“Setelah jam 11 saya pindah, kenapa harus pindah? Saya mengantar teman saya ke bengkel, motornya rusak. Minta dibawakan,” ujarnya, dikutip Minggu (21/5/2024). Saat itu, Saka mengaku langsung mengantar temannya ke bengkel.
Namun saat melewati flyover Talun, dari kejauhan Saka dan temannya melihat polisi. “Saya kira itu razia, karena tiap minggu selalu ada razia. Saat itu, saya dan teman saya tidak ada yang memakai helm sama sekali. Jadi saya berbalik,” katanya.
Saka Tatal mengaku hanya ingin membawa motor temannya ke bengkel malam itu, namun di saat yang sama ada polisi yang diduga mengusut kasus meninggalnya Vina Cirebon pada 2016. Saka mengaku ditangkap polisi. . polisi tiga hari setelah malam kejadian.
Setelah ia dan kakaknya mengisi bahan bakar motor pamannya. Kronologisnya, setelah diisi, meminta sepeda motor tersebut untuk dihadiahkan kepada paman saya, posisinya di SMP 11.
“Saat saya tiba, teman-teman saya yang lain, termasuk paman saya, sudah ditangkap,” ujarnya. “Saat saya hendak memberikan sepeda motor saya, tiba-tiba mereka ditangkap juga, tanpa penjelasan apa pun,” imbuhnya.
Namun yang lebih mengejutkan, saat ditahan di Lapas Anak Polres Cirebon, Saka mengaku sempat disiksa oleh petugas polisi.
Saat itu, Saka Tatal merupakan terpidana kasus pembunuhan Vina dan divonis 8 tahun penjara. “Saya dipukuli, disiksa, dan disetrum di Polres Cirebon,” ujarnya.
“Mereka juga dikasih makan lalu dilempar ke lantai dan disuruh makan, kalau tidak ‘saya pukul lagi’, itu kata polisi,” jelasnya. “Terus beri aku makan.
“Memberinya makanan juga tidak pantas, seperti binatang,” imbuhnya.
Saka yang ditangkap saat berusia 15 tahun menegaskan dirinya bukan anggota geng motor. Bahkan saat itu, Saka Tatal mengaku belum memiliki sepeda motor. “Saya pribadi ingin nama baik saya kembali normal,” tutupnya
NewsRoom.id